23. Kiss him?

4.8K 189 1
                                    

Happy Reading

23. Kiss him?.

"Bi, boy udah bangun?" Tanya Vina kepada bi ida--- art di rumahnya.

"Belum nyonya, pintu kamar den boy masih di kunci" Jawab bi Ida dengan sopan.

Vina mengangguk, manik nya melirik sekilas ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 06.30 "dasar anak itu" gumam Vina sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Vina berjalan menuju kamar boy yang terletak di lantai 2, saat sudah sampai di depan pintu ber cat coklat Tangan Vina mengetuk pintu itu.

"Boy bangun, bentar lagi kamu telat loh" Panggil Vina sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar boy.

"Hm"

Terdengar sahutan dari dalam kamar boy, Vina bernafas lega ternyata putranya sudah bangun.

"Cepet mandi habis itu turun sarapan" Titah Vina yang langsung turun ke bawah.

Tak berselang lama boy turun dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuh Cowo itu. Boy langsung duduk di salah satu bangku yang ada di meja makan.

Vina mengambil dua roti lalu mengoleskan nya dengan selai rasa blueberry. Setelah selesai Vina memberikan roti itu kepada boy yang langsung di terima oleh boy. Pagi ini mereka hanya sarapan berdua saja, karena papah boy sedang mengurus cabang perusahaan nya yang berada di luar kota.

Setelah selesai menyelesaikan sarapan nya boy langsung pamit "boy berangkat dulu" pamit boy sembari mencium telapak tangan mamah nya.

"Iya hati-hati di jalan, gak usah ngebut-ngebut boy" nasihat Vina yang di angguki oleh boy.

Boy berjalan menuju garasi untuk mengambil motornya yang sudah di siapkan oleh pak uya.

"Eh den, motornya udah siap. Udah kinclong, glowing pokoknya teh udah kasep pisan kaya Aden" Ujar pak Uya.

Boy melihat ke arah motornya, dan benar saja motornya sudah bersih, kinclong. Padahal boy ingat sekali semalam motornya masih kotor.

"Makasih pak" ujar boy, yang di balas anggukan dan senyuman dari pak Uya.

Boy langsung memakai jaket kulit dan helm fullface, menaiki kuda besinya dan menarik pedal gas nya keluar dari pekarangan rumahnya.

Titt. .

"Iya den hati-hati"

***

Saat ini semua mata tertuju pada dua sejoli yang sedang turun dari motor sport berwarna hitam. Bisikan demi bisikan terdengar jelas di telinga Reva ketika dirinya dan boy berjalan menyusuri koridor.

"Oh ini  yang katanya pacar boy?"

"Dih gila dia kan murid baru yang cari masalah sama selina"

"Najis sok iya"

"Cantik si tapi masih cantikan gue"

"Halah gak cocok sama boy, boy itu cocoknya sama gue"

"Aaaa mereka cocok banget"

"Oemji mereka sweet banget, gemes-gemes gitu"

"Reva cantik banget"

Reva dapat mendengar jelas cibiran dan juga pujian yang mereka lontarkan. Dan detik itu juga sudut bibir Reva terangkat keatas membentuk sebuah smirk.

Reva memberhentikan langkah nya, boy yang melihat itu menatap bingung Reva.

"Kenapa?" Tanya boy.

"Lo masuk dulu aja, gue mau ke toilet" ujar Reva, yang di angguki oleh boy.

GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang