34. Dia liar

3.4K 147 1
                                    

•Happy Reading

34. Dia liar.

Malam ini terasa lebih sunyi dari biasanya, jika biasanya rumah ini akan riuh dengan teriakan dari Maya, kini tidak ada. Jika biasanya di meja makan sudah ada Maya yang sibuk menyiapkan makanan di meja makan, kini wanita itu tidak terlihat. Jika biasanya Ali sudah duduk manis di kursi paling ujung, kini pria itu tidak ada juga.

Hanya berisikan meja panjang yang di atasnya terdapat banyak makanan, di iringi dengan banyak nya kursi yang ada di sana tetapi tidak ada penghuninya.

Reva menghembuskan nafasnya kasar saat turun dari lantai atas, entah mengapa sekarang dirinya merasa jika kedua orangtuanya sangat jarang di rumah. Mereka disibukan dengan bisnis-bisnis nya yang sampai ke luar kota bahkan luar negri.

Langkah kakinya melangkah menuju meja makan yang sudah berisi banyaknya makanan yang entah nantinya akan habis atau tidak.

"Bi, mommy mana?" Tanya Reva yang sedang menuangkan air kedalam gelas.

Bi Surti mengalihkan pandangan nya ke Reva. "Nyonya keluar kota non, katanya ada undangan dari rekan bisnisnya" Jawab bi Surti sembari mengambilkan nasi untuk Reva. Reva kemudian hanya mengangguk saja.

"Mau pake sayur non?" Tanya bi surti, sembari mengambilkan lauk-pauk untuk Reva.

"Boleh" Jawab Reva.

"Bibi makan disini aja, sekalian nemenin Reva" Ujar Reva.

"Eh gausah non, bibi makan di belakang aja. Gak sopan atuh masa iya asisten rumah tangga makan di meja makan" Tolak bu Surti yang merasa tidak nyaman.

"Gapapa bi, kaya sama siapa aja. Udah bibi makan disini aja sama Reva, nemenin Reva." Ujar Reva yang mau tak mau di angguki oleh bi Surti.

Reva menaruh sendok dan garpu nya setelah suapan terakhir, beralih menuangkan air putih ke dalam gelas lalu meminumnya. Tangan nya menarik selembar tisu kemudian mengelap mulutnya dengan tisu itu.

"Mang Ujang sekalian suruh makan aja bi, masih banyak makanan nya juga. Mubazir." Ujar Reva yang kini mulai bangkit dari duduknya.

"Iya non nanti bibi bilangin ke mang Ujang" jawab bi Surti, Reva mengangguk.

Kaki jenjangnya berjalan menuju tangga menaiki satu persatu anak tangga hingga sampai di lantai dua, dan memasuki kamarnya nya yang bernuansa abu-abu.

Tangan nya sibuk mengambil jaket dari lemari, dan menguncir asal rambutnya. Kini tangan nya beralih mengambil kunci motor dan handphone yang tergeletak di meja belajarnya.

Kaki jenjangnya keluar dari kamar, dan menuruni satu persatu anak tangga hingga sampai di lantai bawah. Reva melihat sekilas handphone nya untuk melihat jam berapa.

Jam 8 malam ternyata, mungkin keluar sebentar tidak masalah.

Reva memakai helm fullface nya kemudian melajukan motor sport nya keluar dari area pekarangan rumahnya.

***

Reva menyalakan pematik apinya, kemudian mengarahkan nya ke benda nikotin yang berada di mulutnya. Menghirup benda nikotin itu, kemudian menghembuskan nya lewat hidung dan mulutnya.

Jika kalian berfikir Reva sedang merokok, maka jawaban nya benar.

Reva memang bukan gadis baik seperti banyak nya orang bilang, gadis itu liar tidak setenang yang kalian pikirkan. Meskipun jarang melakukan nya, tapi dia tidak bisa menghilangkan kata pernah di dalam nya.

GRISHAM BOY [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang