16 : School Trip

5.3K 318 24
                                    

D-day school trip.

Usai sarapan, Sasta dan Gerta langsung berdiri di teras menunggu supir masing-masing. Mereka tak mau mengambil risiko dengan pergi menggunakan satu mobil.

Sudah cukup terakhir mereka berani pulang bersama disaksikan segelintir anak-anak Victoria. Untung spekulasi mereka masih melesat jauh. Hanya mencapai pada batas "Sasta dan Gerta mungkin saja sedang tahap pendekatan". Yah, tidak buruk juga. Berkat itu, ketololan Sasta dalam mengejar Arjen dulu tidak terlalu diungkit-ungkit lagi sekarang.

"Sasta."

Gadis itu menoleh ke ambang pintu. Kedua sudut bibirnya berkedut, sebuah lengkungan cantik muncul tidak lama kemudian.

"Kakak baru aja minta maaf dan kamu mau pergi?" Linter bertanya murung. Membuat Sasta mengulum bibir menahan gemas.

"Kak, aku pasti balik lagi."

Semua orang yang berada di sana terkejut dengan interaksi antara Linter dan Sasta. Sejak kapan keduanya jadi dekat? Apa ada yang mereka lewatkan?!

Sasta merasakan ada yang menggenggam tangannya, menarik dirinya mundur beberapa langkah hingga terpisah cukup jauh dari Linter.

"Jauh-jauh dari Sasta," ucap Gerta dingin. Linter membalas dengan tatapan tak kalah dingin pula.

"Enyah kamu," usirnya, mengambil tangan kanan Sasta yang bebas kemudian menariknya mendekat.

"Dan biarin Sasta celaka lagi?" Gerta tidak mau kalah, ia ikut menarik Sasta.

"Apa yang kamu maksud dengan lagi?"

"Oh, ternyata selain Sasta, Kakak juga amnesia?"

"Lalu apa urusannya sama kamu?"

"Tentu ada. Aku Kakaknya."

"Saya juga Kakaknya."

"Aku saudara kembarnya."

"Kalian bahkan gak mirip."

"Apa masalahnya?"

Terjadilah aksi tarik menarik. Membuat Sasta oleng kiri oleng kanan. Air mukanya terlihat seperti orang mabuk perjalanan. Demi apa pun, Linter dan Gerta berhasil membuat isi perutnya terasa mau keluar.

"K-Kak, berhenti. Aku mau muntah."

Drap drap drap!

"Hoek!"

"Kalian berdua apa-apaan?" Cesar datang dengan setelan formal. Ia memperhatikan Sasta yang sedang diurut tengkuknya oleh Lyra. Beralih menatap kedua tersangka dengan tajam. "Umur berapa kalian ini?"

Linter dan Gerta tidak membalas. Mereka menghiraukan pertanyaan Cesar dan malah menatap Sasta yang sedang diolesi minyak kayu putih.

"Kamu gak papa? Batalin aja kalo gitu," cetus Linter tenang. Sontak Sasta melotot horor, memandang Linter tidak percaya.

"Itu wajib, Kak. Gak boleh gak ikut."

"Kakak antar kalo git---"

"Linter. Berhenti bicara omong kosong," sela Cesar tajam. Sasta mendadak panas dingin merasakan atmosfer yang tidak sedap dari Cesar.

"Masuk ke mobil kalian masing-masing." Cesar mengambil beberapa langkah lalu melirik Sasta sepintas. "Ingat, Papa tidak mau orang-orang tau kalau kamu adalah De Ragis. Jangan bersikap ceroboh," pesannya dengan ekspresi dingin.

Sasta mencengkram ujung bajunya tanpa sepengetahuan semua orang.

"Baik, Papa."

****

I'm (Not) SastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang