38. IKAN KOI

893 17 0
                                    

Happy reading 💚

38. Ikan koi

"Minum dulu susunya! Biar ponakan Abang sehat" perintah Rey, Windy mengangguk dan meminum susunya hingga tandas.

"Lain kali kalau mau bucin, jangan di depan orang jomblo. Udah tau Abang single loh" kata Rey.

"Maaf elah, Bang! Bisa jauh-jauh gak dari aku?" Windy menutup hidungnya menggunakan jari telunjuknya.

"Loh kenapa?" Tanya Rey dengan bingung.

"Abang bau, cepat jauh-jauh ihhhh. Aku mual kalau dekat Abang. Apalagi Abang bau keringat mana belum mandi lagi, besok-besok kalau mau ke sini mandi dulu ya!" Jawab Windy.

"Ihhhh enak aja dibilang bau. Abang udah mandi tau, mana pakai parfum sampai setengah botol pula" bukannya menjauh, Rey mendekati adiknya yang masih menutupi hidungnya.

"BUNDA!! Abang jahat hiks hiks"

Bunda Sella sibuk membantu Bi Ina mencuci piring berlarian ke ruang tengah, menghampiri kedua anaknya yang sedang ribut.

Cowok itu ditatap tajam oleh Bundanya hanya tersenyum kikuk.

"Kenapa sayang?" Tanya Bunda Sella.

"Abang bau, belum mandi. Mana dekat-dekat sama aku lagi, di suruh jauh dari aku gak mau" jawab Windy.

"Bang!" Bunda Sella menatap anak pertamanya dengan tatapan tajam, sehingga cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya, ya nih Abang jauh-jauh deh. Udah jauh belum?" Rey duduk menjauhi adiknya yang tengah memeluk ibunya.

"Udah. Tapi duduknya di lantai, gak boleh ngebantah sama aku!"

Demi apapun Rey harus sabar dengan sikap adiknya itu, karena adik satu-satunya tengah mengandung calon ponakannya. Belum lagi moodnya Windy suka berubah-ubah, kadang galak, kadang baik dan kadang cengeng seperti anak kecil.

"Gini amat bumil" batin Rey.

Hari telah siang, Bunda Sella dan Rey sudah pulang. Rey harus mengurusi kafenya yang tengah ramai, dan Bunda Sella pergi arisan. Windy sibuk menonton televisi sedari tadi mulutnya mengunyah mangga muda.

Bubu sudah makan, sebelum pulang tadi Rey menyempatkan memberikan peliharaan adiknya makan. Bumil tidak boleh menyentuh ataupun membersihkan kandang kucing.

Padahal Windy sudah bertanya kepada Dokter Liana, mengenai boleh atau tidaknya menyentuh kucing. Dokter Liana menjawab boleh, asalkan cuci tangan menggunakan sabun.

Namun Jaehyun melarangnya istrinya tidak boleh menyentuh kucing putih itu, ataupun memberikan makan. Selama seminggu hanya Bi Ina yang memberikan kucing putih itu makan.

"Kangen sama kamu Jae! Udah jam makan siang, aku harus bawa bekal. Baby mochi yuk kita masak buat Daddy" kata Windy, sembari mengelus perut ratanya.

"Nyonya mau ngapain? Nyonya lapar?" Tanya Bi Ina.

"Aku mau masak Bi, buat PakSu" jawab Windy.

"Biar Bibi aja Nya. Nyonya gak boleh capek-capek ya! Apalagi Nyonya lagi hamil"

"Gak mau!! Aku mau masak sendiri Bi"

"Tapi-

"Gak ada tapi-tapian" potong perempuan itu.

"Ya sudah Bibi tunggu di sini, nanti Nyonya kenapa-napa lagi"

Windy mengeluarkan dua butir telur di dalam kulkas, lalu menyalakan kompor dan mengambil teflon tak lupa menuangkan minyak sedikit.

MY SWEET HUSBAND [ENDING] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang