"Kau yakin kau siap mendengarnya, Loki?"
"Yah, kenapa tidak?" Loki tampak santai.
Aku memberinya tatapan heran.
"Kau benar-benar serius ingin mengetahui semuanya?"
"Lebih dari serius, nona. Sekarang cepat, ceritakan."
"Kau akan cemburu, Loki."
"Aku tidak peduli, El. Cepat, ceritakan."
"Hm, baiklah. Kau sudah ku peringati."
"Dan sudah ku bilang, aku tidak peduli, nona."
"Cih, baiklah. Hmm, biarkan aku berpikir. Bagaimana awalnya?"
Loki tampak menghela napas sambil memejamkan matanya, kemudian menggumamkan beberapa kata yang terdengar seperti "gadis pikun", "nona pelupa", dan semacamnya.
"Baiklah, baiklah. Awalnya adalah..... Hari itu hujan, ketika aku pertama kali melihat Haldir sedang berlatih memanah. Aku memperhatikannya memanah dari balkon istana, dan jujur saja, aku kagum dengan ketepatannya memanah mengenai sasaran meskipun sedang hujan deras."
~•Flashback•~
Aku masih ingat, pertama kali aku melihat Haldir. Wajah tegas itu berpadu dengan busur dan anak panah yang siap ditembakkan.
130 tahun yang lalu.
Hari itu hujan di Ravendell.
Dan hari itu untuk pertama kalinya, aku memutuskan untuk keluar dari kamarku setelah mengurung diri selama 3 hari, semenjak kepulanganku dari Asgard.
Aku menyusuri balkon istana dan menemukan sudut terbaik bagiku mendengarkan suara hujan.
Sebelum kemudian, terdengar olehku suara anak panah yang bergesekan dengan tali busur.
Mataku mencari-cari si sumber suara di antara derasnya hujan, hingga akhirnya mataku menangkap sosoknya.
Seorang elf dengan garis wajah yang tegas dan mata setajam elang.
Ia menatap target di depannya dengan serius sebelum kemudian menembakkan anak panahnya.
Dugaanku, anak panah itu akan meleset. Namun nyatanya, anak panah itu mengenai target tepat di tengah.
Tanpa ku sadari, aku bertepuk tangan kencang hingga membuatnya menoleh.
Ia memutar tubuhnya hingga menghadap ke arahku, kemudian tersenyum, dan membungkuk dengan sopan.
Saat itu, untuk pertama kalinya sejak aku kembali ke Ravendell, aku tersenyum.
---•••---
Hari berikutnya merupakan hari yang cerah.
Haldir kembali berlatih dan aku kembali memperhatikannya melalui balkon istana.
Hari-hari itu terus berlangsung selama sebulan lamanya.
Entah bagaimana, memperhatikan Haldir berlatih mampu mengalihkan hati dan pikiranku dari Loki dan Asgard.
Ayahku tentunya menyadari hal ini dan memberitahuku bahwa Haldir hanya akan menetap di Ravendell selama Legolas dan pasukannya masih mengamankan perbatasan Woodland Realm.
Entah mengapa, hal itu membuat ayahku terus-menerus menyarankanku untuk berkenalan dengan Haldir, karena Haldir akan segera kembali ke Lothórien segera setelah Legolas dan pasukannya kembali ke Ravendell.
Hingga akhirnya ku putuskan bahwa aku akan berkenalan dengan Haldir di hari kepulangannya ke Lothórien.
---•••---
KAMU SEDANG MEMBACA
LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURS
Fanfiction"I'm the monster parents tell their children about at night!!" "No, Loki. You're not a monster to me." Ditulis menggunakan English dan Indonesia.