~~~•••~~~I knew I loved you since day one
~~~•••~~~
Loki melepaskan ciumannya, kemudian tersenyum riang seraya menatapku.
"Ada prahara apa lagi yang membuatmu tersenyum seperti itu?" tanyaku sambil menyipitkan mata.
Loki meraih kedua tanganku dan menatapku.
"Aku memiliki kejutan untukmu, nona."
Aku memberi Loki tatapan bingung.
"Kau tahu aku benci kejutan, Loki."
"Tidak dengan kejutanku. Aku yakin kau akan menyukainya." Loki tersenyum semakin lebar.
"Any clue?" tanyaku, memberi Loki tatapan curiga.
"Hmm.. Saat aku sekarat setelah ditikam oleh Frost Giant, itu kali pertama kau datang ke kamarku, bukan?"
Aku berpikir sejenak, mencoba mengingat mengenai tragedi hari itu, sebelum kemudian mengangguk.
"Tidakkah kau bertanya-tanya mengapa aku tidak pernah mengajakmu ke kamarku?"
Aku menggeleng.
"Karena kamarku menyimpan semua hal tentangmu dan aku tidak ingin kau mengetahuinya saat itu."
Aku tertegun.
"Menyimpan semua hal tentangku?" tanyaku.
Loki menggangguk senang.
"Ayo, aku akan memperlihatkannya kepadamu, El."
Loki meraih tanganku kemudian menggenggamnya seraya berjalan menuntunku keluar dari kamarku menuju kamarnya yang letaknya lumayan jauh di sayap utara istana.
Genggaman tangan Loki, seperti biasa, selalu terasa hangat.
Loki mempersilahkan aku masuk ke dalam kamarnya, dan saat itulah untuk pertama kalinya aku menyadari sebuah lemari besar dengan tinggi yang hampir mencapai langit-langit kamar Loki.
"Wait, lemari itu.. Sudah ada di sana sepanjang waktu? Sepertinya lemari itu sebelumnya tidak ada di sana saat aku menemanimu setelah ditikam Frost Giant," kataku.
"Well, lemari itu sudah ada di sana bahkan sebelum kau datang ke Asgard untuk pertama kalinya, El," jawab Loki tenang.
"Benarkah? Sudah selama itu?"
Loki menaikkan kedua alisnya sekilas, menyiratkan jawaban "ya" untuk pertanyaan yang baru saja aku lontarkan.
"Sejujurnya lemari itu dapat ku hilangkan kapan saja aku ingin menyembunyikannya," jelas Loki.
"Menyembunyikannya? Untuk apa kau menyembunyikannya?" tanyaku.
"Hmm.. You'll see," sahut Loki singkat sambil berjalan perlahan menuju lemari tersebut, lalu menarik daun pintunya hingga terbuka.
Loki menggenggam tanganku, sebelum kemudian kami berdua melangkah masuk ke dalam lemari tersebut.
Tak ku sangka, di dalam lemari itu nyatanya adalah sebuah ruangan yang terlihat seperti museum.
Berbagai macam lukisan terpasang rapi di dinding, dengan beberapa kanvas putih dan alat lukis yang tertata rapi di setiap sudut ruangan itu.
"Ini semua mahakaryamu?" tanyaku.
"Yah, hanya beberapa dari seribu lainnya. Hanya lukisan-lukisan favoritku yang terpajang di ruangan ini," jelasnya.
"Oh whaww," gumamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURS
Fanfiction"I'm the monster parents tell their children about at night!!" "No, Loki. You're not a monster to me." Ditulis menggunakan English dan Indonesia.