20. A Glass of Truth

953 161 61
                                    

Aku memperhatikan Loki yang berjalan cepat keluar dari ruang tahta.

Raut wajahnya tampak penuh emosi dan kekecewaan.

Semua mata menatapku bingung, sementara aku memiliki kebingungan yang sama dengan mereka.

Ada apa dengan Loki?

Apa Loki kecewa padaku karena aku tidak memberitahunya lebih dulu semua kebenaran itu?

"Hey, El! Jika kau adalah Putri Mahkota, bukankah kau setara dengan Efra?", suara Sif membuyarkan pikiranku.

"A-apa?"

"Kau Putri Mahkota. Efra Putri Mahkota. Itu artinya kalian berdua memiliki derajat yang sama. Jadi Efra tidak berhak merendahkanmu!"

Aku diam, berpikir.

Efra.

Putri Mahkota.

Derajat yang sama.

Merendahkan.

Deg!

Sekilas memori yang terbesit dalam ingatanku membuat jantungku serasa dihantam oleh bebatuan tajam.

Kini kepalaku seketika penuh dengan kalimat-kalimat yang pernah diucapkan Loki padaku di masa lalu.

"Efra, dia Putri Mahkota Kerajaan Alfheim"

"Efra memang sempurna, tetapi terlalu sempurna"

"Aku bersumpah tidak akan mencintai seorang Putri Raja, Putri Mahkota, ahli waris kerajaan, atau siapapun itu"

"Sekarang aku senang kau ada di sini, El"

"Aku tahu kau dapat memahamiku karena kau sama tidak sempurnanya dengan diriku"

"Seseorang yang sempurna tidak akan memilih untuk mencintai monster"

Aku tersentak berdiri.

"Aku harus menemukan Loki!", seruku kemudian membungkuk cepat kepada Odin dan Frigga, lalu segera berlari keluar ruangan.

Aku segera mencari Loki ke seluruh penjuru istana, namun nihil.

Loki tidak ada di mana pun.

Tidak ada di Taman Vertikal. Tidak ada di atap. Bahkan tidak ada di Bifrost.

Aku terduduk lemas di atas kursi batu pada sudut balkon koridor istana.

Loki, where are you?

Ku benturkan dahiku berulang kali pada meja batu di depanku, semakin lama semakin kencang, hingga akhirnya ku rasakan telapak tangan seseorang menahan dahiku agar tidak membentur meja untuk kesekian kalinya.

Aku mendongak dan terkejut menatapnya.

Efra.

Sedang apa ia di sini?

"Kau akan menghancurkan kepalamu sebelum hari pertunanganmu jika kau terus seperti itu", katanya datar, masih dengan telapak tangan yang menempel pada dahiku.

Hari pertunanganku?

Ah, pertunanganku dengan Thor yang diumumkan oleh Odin.

Sepertinya Efra masih terngiang oleh pengumuman itu. Baguslah.

Aku tersenyum tipis, kemudian menepis tangannya.

"Sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya pagi ini kau kembali ke Alfheim?", tanyaku.

"Yah, maaf telah mengecewakanmu, Elf. Tetapi aku tentunya tidak akan melewatkan pesta penyambutan besok malam. Bahkan Thor sendiri yang membawakan undangan pesta itu padaku beberapa saat yang lalu, bagaimana aku bisa menolaknya? Walaupun aku tahu penyambutan itu adalah untuk ayahmu dan teman-teman Elfmu, tetap saja, aku tidak pernah menolak untuk menghadiri sebuah pesta", ujarnya panjang lebar.

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang