10. Confession?

1.1K 192 19
                                    

Siang itu, aku dan Sif berpamitan pada Thor untuk segera memulai rencana pernyataan perasaanku pada Loki.

"Any idea, Sif? Otakku terlalu buntu karena memikirkan Loki", keluhku sambil menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur Sif.

"Penyakit rindu? Kau baru beberapa jam berpisah dari Loki!", protes Sif.

Aku mendengus.

"Begini saja, menurutmu apa yang membuat Loki tertarik padamu?", tanya Sif sambil duduk di tepi tempat tidur.

Aku bangun dan menatap Sif, kemudian mencoba memutar otak.

"Hmm, dua hari yang lalu Loki menciumku setelah melihat pelangi yang aku ciptakan dari apiku".

"APA?! LOKI MENCIUMMU?!", Sif berteriak di depan wajahku, matanya berbinar.

Aku meringis, menggosok pelan telingaku, kemudian mengangguk.

"Semudah itu Loki menciummu?! Sedangkan Loki tidak pernah mencium Efra?!"

"Yeah, aneh bukan?"

"Hanya karena pelangi yang kau ciptakan?!"

"Yeah"

"Ha ha ha, itu bagus, El! Kita mendapatkan poin pertama: pelangi!", seru Sif sambil mencatat pada secarik kertas.

"Ada lagi?", tanya Sif.

"Apanya?"

"Hal yang membuat Loki menyukaimu, El! Ayolah fokus sedikit", protes Sif.

"Mm, kurasa ia senang ketika aku memeluknya sambil terbang. Kau tahu, berputar di angkasa"

"Kau memeluknya, El?! Mengapa perkembangan hubunganmu sangat pesat? Jika sudah begini, kau sebenarnya tidak memerlukan bantuanku"

"Tidak. Aku sangat membutuhkan bantuanmu, Sif! Aku yakin aku dapat menyatakan perasaanku padanya, tetapi aku tidak tahu caranya"

"Hmm, kalau begitu begini saja. Apa yang kau lakukan ketika kau sedang ingin mencurahkan seluruh isi hatimu? Kau tahu, Loki mencurahkan seluruh isi hatinya dengan melukis. Thor dengan bernyanyi, yep, kau terkejut kan? Dan aku dengan berlatih tombak"

Aku ternganga pada bagian 'Thor mencurahkan isi hatinya dengan bernyanyi', sebelum kemudian mulai berpikir.

"Mm, aku sebenarnya senang menulis surat. Aku mencurahkan isi hatiku melalui tulisan. Kau tahu, saat aku di Ravendell, aku menulis beberapa surat untuk Loki karena aku begitu merindukannya. Namun surat itu tidak pernah sampai pada Loki, karena memang aku tidak pernah mengirimnya"

"Baiklah, boleh aku lihat beberapa contoh suratmu?", tanya Sif.

"Ah, bodohnya aku tidak membawanya ke sini, Sif", sesalku.

Sif menghela napas dan terdiam.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Ah, aku ingat aku pernah menulis surat singkat tentang Loki saat masih berada di sini, di Asgard. Kau tahu, saat itu ibuku baru saja meninggal dan Loki berubah menjadi begitu baik terhadapku. Aku diam-diam menulis surat tentangnya setelah ia melukisku di Taman Vertikal"

"Itu bagus, El! Kau masih menyimpannya?"

"Yep. Aku membawanya kemanapun", kataku bangga.

Aku menjentikkan jariku dan seketika secarik kertas muncul di telapak tanganku.

Sif yang terkagum-kagum segera mengambil surat itu dan membacanya:

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang