26. Her Story

456 72 12
                                    

"A-APA?!!"

Efra kembali tersenyum menatapku.

"Kau terkejut? Sudah ku bilang kau harus menyediakan waktu khusus untuk mendengar keseluruhan ceritaku," katanya.

Aku memberi Efra tatapan curiga.

"Kau tidak berbohong, bukan?" tanyaku.

"Ck, gadis dungu. Untuk apa aku berbohong mengenai sesuatu yang akan membuat orang lain memandang rendah padaku? Bukankah jika cerita ini tersebar, orang-orang akan menganggap aku tidak layak disebut putri mahkota? Jadi untuk apa aku berbohong mengenai hal itu? Jika aku memang ingin berbohong, bukankah lebih baik aku berbohong mengenai menaklukan kerajaan-kerajaan besar di Midgard yang akan membuat namaku tersohor?"

Ia benar.  Tentu saja cerita itu bukanlah karangan.

Untuk apa ia mengarang cerita yang akan menjatuhkan dirinya sendiri?

Efra benar-benar menceritakan hal yang sejujurnya.

"Baiklah, baiklah, maafkan aku mencurigaimu. Kau ini cerewet sekali," sungutku.

"Lagipula kau bertanya tanpa berpikir terlebih dahulu. Otakmu dangkal atau bagaimana?"

"Otakku tidak dangkal, hanya mungil. Keturunan ayahku," sahutku.

Efra menatapku heran kemudian terbahak.

"Hahaha... Otak mungil? Hahaha... Loki mengatakan padaku bahwa kau gadis yang ajaib, El. Rupanya hal itu benar. Ku rasa Loki tidak salah memilihmu."

Entah mengapa, aku tersipu malu.

"Yah, ku rasa kau juga gadis yang unik, Ef. Tidak salah Haldir memilihmu."

Efra tampak tertegun mendengar perkataanku, kemudian menganggukkan kepalanya pelan.

"Terima kasih sudah mengatakan bahwa aku adalah gadis yang unik, El. Tetapi mengenai Haldir, ku harap ia benar-benar memilihku."

Aku memberi Efra tatapan bingung, yang dibalasnya dengan senyum hampa.

"Baiklah, sudahi teka-tekimu, Efra. Ceritakan seluruh ceritamu padaku. Aku akan membantumu mendapatkan Haldir."

Efra memberiku tatapan tidak yakin, sebelum kemudian menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman denganku.

"Baik, aku akan menceritakan semuanya. Tetapi berjanjilah satu hal padaku, El."

"Janji apa?"

"Berjanjilah kau akan tetap berteman denganku bahkan ketika kau mengetahui seluruh ceritanya."

Berteman dengan Efra?

Berteman dengan Efra adalah hal yang mudah bukan?

Yah, mungkin tidak semudah itu.

Tetapi akhirnya tanpa ragu, aku meraih tangan Efra dan bersalaman dengannya.

"Baiklah, aku berjanji."

Efra tersenyum.

"Jadi, apa yang ingin kau ketahui?" tanya Efra.

"Um, mengenai ayah dan ibu kandungmu? Hanya jika kau tidak keberatan."

"Hm.. Mulai dari sana ya? Baiklah. Ayah kandungku, Gareth Arthur, seorang putra mahkota yang akhirnya menjadi raja. Ibu kandungku, Judith Eve, adalah sahabat ayahku yang akhirnya menikah dengan ayahku dan menjadi ratu. Aku lahir 5 tahun setelah pernikahan mereka dan menjadi satu-satunya pewaris tahta. Ibuku sangat mencintaiku dan menganggapku sebagai miliknya yang paling berharga. Namun Gareth, sejak aku lahir tidak pernah menganggapku sebagai anaknya. Ia memandangku sebagai putri mahkota yang harus hidup sebagai boneka dalam genggaman tangannya. Apapun yang ku lakukan, semua diatur oleh Gareth."

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang