04. My Lucky Star

1.2K 235 15
                                    

"You fell in love with Loki!", seru Sif.

"I've told you it's none of your business, Sif!", balasku.

"Just admit it El! Kau jatuh cinta pada Loki! Itu sebabnya kau membantunya tadi dengan menghempaskan tombak Thor. Ya, orang lain tidak menyadari, tapi aku melihat kau menggerakkan jarimu. Apa kau tidak sadar aku berada di sampingmu sepanjang waktu?", protes Sif.

"Dan angin kencang itu. Angin itu ulahmu kan? Dengan begitu Loki dapat dengan mudah meraih tombaknya. Aku memang tidak memiliki kemampuan sehebat dirimu El, tapi aku tidak buta untuk dapat membaca situasi itu", lanjutnya.

Aku menatap kedua bola mata Sif, kemudian menghela napas panjang.

"Okay okay! You are totally right, Sif"

"And??"

"I admit it. I fell in love with Loki", kataku sambil menunduk.

Sif mundur selangkah dan tertawa begitu puas.

"Jika aku boleh tahu, sejak kapan?", tanya Sif.

"Sejak kapan apa?", aku balik bertanya.

"Sejak kapan kau menyimpan perasaan pada Loki?", tegas Sif.

Aku menatap langit-langit istana sambil mengayun-ayunkan kaki kananku ke depan dan ke belakang.

"Hmmmm, I don't know for sure, tapi mungkin setelah kematian ibuku?", jawabku dengan nada bertanya, sambil masih mengayun-ayunkan kaki.

"Kau tahu kau terlihat begitu bodoh saat mengayunkan kakimu seperti itu", Sif tertawa.

Aku segera menghentikan kakiku dan berdiri tegak.

"Tapi ku rasa tingkahmu itu adalah bukti konkrit bahwa kau memang sedang jatuh cinta pada Loki", lanjut Sif.

Aku menggigit bibir bawahku dan membuang muka.

Sif mencondongkan tubuhnya ke arahku kemudian berbisik,

"Cinta memang membuat kita semua melakukan hal bodoh bukan?".

Aku menatapnya heran dan dia tersenyum.

"Sampai bertemu besok El!", Sif menepuk pundakku, kemudian berjalan pergi.

Aku pun terbang menuju kamarku, masih terheran-heran dengan sikap Sif.

---•••---

Tengah malam, ku dengar sebuah ketukan pada pintu kamarku. Pintu yang jarang ku gunakan karena aku lebih menyukai keluar-masuk kamar melalui balkon.

Aku membuka pintu kamarku dan melihat Loki yang berdiri dengan tangan yang terlipat di depan dada.

Sejenak aku terpesona dengan penampilannya yang begitu tampan dengan pakaian kerajaannya yang bernuansa hijau itu.

Tanpa sadar aku tersenyum.

"Apa yang kau lihat, nona?", suara Loki menyadarkanku.

Aku menelan ludah.

"Emm, nothing", sahutku pelan.

"Ayo pergi", kata Loki datar.

Ia berbalik dan berjalan memunggungiku.

Aku menutup pintu kamarku dan berjalan mengikuti Loki.

"Taman Vertikal?", tanyaku.

"Sudah tahu mengapa bertanya", sahutnya.

Cih. Entah mengapa aku merasa Loki sedang dalam suasana hati yang buruk.

Ketika akhirnya aku dan Loki sampai di Taman Vertikal, aku teringat sesuatu. Aku meraih tangan Loki dan membuatnya menoleh padaku.

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang