21. Shade of the Past

611 102 9
                                    

Loki dan aku memutuskan untuk kembali ke kamar kami masing-masing, setelah puas berlarian di koridor istana hingga menabrak Volstagg dan membuatnya jatuh terguling.

Setelah berpisah dari Loki di koridor istana, aku segera terbang dan mendarat di balkon kamarku seperti biasanya.

Aku pun segera mandi dan bersiap-siap untuk kembali menemui Loki saat makan siang.

Setelah selesai bersiap, aku berjalan menuju laci di samping tempat tidurku hendak mengambil wewangian yang biasa ku gunakan, sebelum kemudian aku menyadari keberadaan secarik kertas yang tertempel pada lampu tidurku.

Aku meraih kertas itu dan membacanya,

'Aku akan ada di hutan hingga petang. Jika kau memiliki waktu luang, bisa temui aku? -Haldir'

Aku menghela napas, kemudian menyimpan kertas itu pada saku gaunku, sebelum kemudian terdengar ketukan di pintu kamarku.

"Hai, Sif. Masuklah", sapaku setelah membukakan pintu.

"Hai, El. Jadi bagaimana? Apa yang terjadi pada Loki pagi tadi? Apa dia marah padamu? Dan kerusuhan apa yang kalian berdua lakukan hingga sampai membuat Volstagg terjatuh?"

Aku tertawa kecil.

"Masalah Loki rupanya hanya sedikit kesalahpahaman, Sif. Kau tidak perlu khawatir, aku dan Loki sudah baik-baik saja. Dan untuk Volstagg, itu murni kesalahan Loki yang menabraknya. Aku sudah meminta maaf dan bahkan menyuruh Loki meminta maaf juga", jawabku.

Sif memutar bola matanya.

"Kalian berdua benar-benar kekanakan", sungutnya.

Aku terkekeh.

"Jadi, ada apa Sif? Apa yang membuatmu datang ke sini?"

"Ah ya, Loki memberitahuku bahwa ia memiliki urusan yang harus diselesaikan sebelum petang. Jadi ia memintaku untuk mengajakmu makan siang bersamaku dan Thor, agar kau tidak sendirian"

Aku diam, teringat Haldir.

"Um, aku tidak bermaksud menolak ajakanmu, Sif. Tetapi sepertinya aku harus menemui salah satu teman Elf-ku. Ku rasa aku akan makan siang bersamanya"

Sif menatapku curiga.

"Teman Elf-mu? Apa ia tampan?"

Aku menyipitkan mata memandang Sif.

"Jangan memulai, Sif"

"Jangan selingkuh, El"

Ku lemparkan satu bantal ke arah Sif namun ia menangkapnya dengan gesit.

Sif tertawa.

"Baiklah baiklah. Kalau begitu sampaikan salam hangat untuk temanmu itu. Panggil aku jika kau butuh sesuatu", kata Sif sambil melemparkan kembali bantal itu padaku.

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Sampai nanti, Sif. Nikmati makan siangmu", seruku saat Sif berjalan memunggungiku ke arah pintu.

"Yeah, kau juga", sahut Sif sebelum menutup pintu kamarku.

Yah, makan siang dengan kawan lama, kenapa tidak?

--•••--

Aku segera terbang menuju hutan dengan membawa keranjang berisi beberapa roti manis dan buah-buahan yang disajikan oleh pelayan dapur istana.

Aku mendaratkan kakiku tepat di tengah-tengah hutan lalu menajamkan pendengaranku.

Dari kejauhan, terdengar suara anak panah yang menghantam kayu dengan cepat setelah bergesekan dengan karet busur.

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang