18. Long Lost Rainbow

731 144 55
                                    

"And last, Alfheim?", tanya Odin.

"Kingdom of the Elves", jawabku.

Ku lihat Thor, Loki, Sif, dan Warriors Three tampak saling berpandangan satu sama lain dengan wajah terkejut.

"Alfheim?!! Kerajaan Elf?!!", suara Thor menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

"Sshh, calm down, son", kata Frigga menepuk punggung tangan Thor.

Thor tampak ingin membantah sekali lagi namun terpotong oleh Odin yang melanjutkan kalimatnya.

"Ya, Alfheim dulunya adalah kerajaan bagi para Elf. Sebuah kerajaan yang makmur dan tentram. Kedamaian ada di seluruh penjuru kerajaan itu. Hingga suatu hari, sekelompok kaum bangsawan dari Midgard melakukan sihir gelap untuk merebut Alfheim dan menguasainya. Para Elf saat itu tidak memiliki kemampuan berperang sehingga mengalami kehilangan yang besar. Asgard telah mengirimkan sejumlah pasukan untuk membantu dan mengungsikan para Elf melalui Bifrost, namun beberapa Elf sudah terlambat untuk diselamatkan. Setiap keluarga Elf mengalami kekecewaan dan kehilangan yang teramat dalam. Hal itu lah yang menyebabkan para Elf memutuskan untuk berpisah dari 9 dunia dan membangun dunianya sendiri tanpa perlindungan Asgard. Mereka berhenti untuk mempercayai siapapun"

Odin berhenti sejenak, tampak merenung.

"Tetapi bagaimana?! Bagaimana bisa Asgard lalai melindungi para Elf dari sekelompok manusia Midgard?!", tanya Thor penuh kegeraman.

Odin menghela napas pelan lalu dengan tenang menjawab,

"Mereka bukanlah manusia biasa, nak. Mereka adalah raja-raja kerajaan besar di Midgard beserta para kaum bangsawannya yang mampu melakukan praktik sihir gelap yang sangat kuat. Entah bagaimana, mereka menemukan suatu celah pada sebuah gua di ujung Barat Midgard yang mampu menghubungkan Midgard dengan Alfheim. Manusia memang pada dasarnya adalah makhluk yang congkak. Merasa tinggi hati dan hebat, kaum bangsawan itu berprinsip bahwa Elf adalah makhluk rendah yang selayaknya dimusnahkan. Hal itu mendalangi mereka untuk mengembangkan sihir gelap mereka dan merebut paksa Alfheim sebagai wilayah kekuasaan mereka."

Odin menghentikan kalimatnya dan suasana pun menjadi hening.

"Maaf Yang Mulia, tetapi apakah yang terjadi pada kaum bangsawan itu setelahnya? Setelah mereka berhasil merebut Alfheim dari para Elf saat itu?", tanya Fandral memecah keheningan.

Semua mata segera tertuju kembali pada Odin, menanti jawabannya, sementara pandanganku jatuh pada Thor dan Loki.

Thor menunjukkan raut wajah geram sekaligus penasaran, sementara di sisi lain, Loki tampak tenang dengan raut wajah berpikir.

"Asgard tentunya tidak dapat menolerir terjadinya tragedi pemusnahan seperti itu. Kakek buyutku, yang adalah Raja Asgard saat itu, memerintahkan light witches dari Midgard untuk memusnahkan segala sihir, entah itu sihir gelap maupun sihir baik, yang ada di Alfheim. Itu sebabnya hingga saat ini, Alfheim tidak memiliki kendali apapun terhadap berbagai macam sihir dan kekuatan lainnya. Pada dasarnya mereka hanyalah manusia Midgard biasa yang merasa istimewa dengan status bangsawan mereka, sehingga menolak untuk kembali ke Midgard.", jelas Odin.

Fandral tampak mengangguk paham.

Suasana kembali hening, membiarkan setiap kepala yang ada di ruangan itu untuk berpikir dan mencerna kenyataan yang baru saja diketahui.

Odin kembali membuka suara, membuat semua mata kembali tertuju padanya.

"Nah, kini setidaknya kalian sudah mengetahui sejarah sesungguhnya dari 9 dunia ini dan alasan mengapa Ravendell tidak termasuk dalam garis perlindungan Asgard.", kata Odin.

Aku menoleh, melihat Sif dan Warriors Three tampak mengangguk paham.

Odin pun melanjutkan,

"Selanjutnya, hal yang kedua, mengenai Raja Alfheim itu sendiri. Akibat tragedi pada sejarah Alfheim itu, perlu kalian ketahui bahwa hingga saat ini, Eolus dan Aelron masih terlibat dalam perang dingin. Eolus seperti yang kalian sadari, memiliki sifat arogan dan ketidaksopanan yang tinggi. Hal itu menurun juga pada putrinya, Ephafrodhite".

LOKI FANFICTION | I'LL BE YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang