Amarine menjalani hari-harinya dengan senang. Setelah seminggu toko kuenya berjalan, ia menjadi disibukan dengan berbagai macam urusan toko, tak jarang ia pulang larut dan kembali ke toko pagi-pagi sekali. Count Bourell tersenyum, ia bisa melihat binaran bahagia dari mata putrinya, sesekali ia mendapatkan kue atau masakan-masakan yang tak pernah ia makan dari Amarine.
Putrinya sekarang berumur delapan belas tahun, semenjak beredar kabar bahwa putrinya sembuh dari sakit demamnya, beberapa bangsawan mencoba mengiriminya surat undangan minum teh. Tapi, Amarine menolaknya, ia berkata bahwa ia tak cocok mengikuti pergaulan kelas atas dan beralasan akan semakin sibuk.
Count Bourell sendiri tak menyangka toko kue milik putrinya begitu terkenal, beberapa bangsawan bahkan sempat bertanya padanya untuk bertemu dengan Amarine. Mereka ingin menjalin hubungan dengan Lady Bourell.
Sementara itu, di toko kue milik Amarine begitu ramai di kunjungi pelanggan. Para Lady bangsawan bahkan rela mengantri, begitu pula para rakyat yang terpaksa harus mengalah, kasta sosial memang mengalahkan segalanya. Amarine yang menyadari hal itu buru-buru meminta Marie untuk melayani para rakyat, sementara Amarine fokus melayani para Lady bangsawan.
Begitu stok kosong, Amarine terpaksa menutup toko kuenya. Gadis itu tak menyangka jika tokonya akan tutup di siang hari.
Amarine meminta Jack dan Marie untuk beristirahat. "Sebaiknya kita istirahat, aku akan membuka toko pada sore hari. Kalian aku bebaskan."
"Baik, Lady." Sahut keduanya.
Melihat stok kue miliknya kosong, Amarine berpikir. Apa yang akan ia buat lagi? Haruskah ia membuat coklat atau permen, ia ingin makanan yang ia buat menjadi trend. Ia berpikir sebaiknya menjual kue yang mudah dibawa kemana saja.
"Aku harus membuat sesuatu yang unik dan asing." Ucapnya bermonolog.
Baru saja ia beranjak, seorang gadis cantik masuk ke dalam tokonya, dibelakang gadis itu terdapat seorang pelayan dan dua ksatria kerajaan. Tatapan Amarine membulat, apa yang dilakukan orang-orang dari istana di toko kue miliknya.
"Selamat siang, Lady. Apa ada yang bisa saya bantu?" Amarine bertanya dengan sopan.
"Aku menginginkan crepe cake yang selalu dibicarakan orang-orang. Tapi nampaknya sudah habis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...