Niat ingin membuat Edmund terintimidasi menjadi ia dan Edmund yang terintimidasi dengan pemilik toko. Belum apa-apa Lady Bourell mengancamnya dengan mengirimkan surat protes kepada keluarga kaisar. Kedua pria itu kini duduk dengan tenang di meja baru.
Ia melihat para pengunjung pergi meninggalkan toko satu persatu, menyisakan Violetta bersama Mora, dan Sophia di dalamnya. Jack dan Marie mendesah, pekerjaan mereka semakin bertambah. Tak sampai disitu, Clive juga merasa bersalah dengan aksi majikannya, ia ikut membersihkan toko kue Amarine.
Ditempatnya, mereka duduk bersama dengan Amarine yang masih melototi Mikael dan Edmund. "Selesaikan urusan kalian begitu kalian membayar ganti rugi, aku tak peduli dengan cinta segitiga kekaisaran." Ucapnya ketus.
Mora diam-diam ikut membantu Marie, ia mendapatkan ijin dari Violetta. Sementara Violetta, kini dihadapkan oleh Mikael dan juga Sophia. Gadis itu menghela napasnya. "Aku sudah tak memiliki urusan lagi dengan mereka, Lady." Jawab Violetta santai. "Hubungan kami berakhir, bila masih ada yang membuat keruh suasana, dengan senang hati akan saya bereskan." Nada bicara Violetta terdengar seperti ancaman.
"Maafkan kami, Lady. Seharusnya kami tak melibatkan Anda." Edmund menyahut dengan malu, ia tersadar bahwa tingkahnya bersama Mikael kekanak-kanakan. "Saya akan segera mengirimkan ganti rugi yang layak setelah ini."
Amarine hanya mengangguk, tatapannya kini beralih pada putra mahkota yang terdiam ditempatnya, merasa tak mengeluarkan apa-apa, Amarine mendengus. Gadis itu dalam hati memaki author buku Cinta Sophia, bagaimana bisa dia menciptakan karakter seperti Mikael.
Clive kembali meletakan kain lapnya dan buru-buru menyela. "Maaf, Lady. Saya akan perintahkan seseorang untuk mengirimkan balasan sebagai ganti rugi."
"Baiklah." Putus Amarine final.
Karena kehebohan dua pria yang paling diminati di kekaisaran Letifian, toko Amarine terpaksa tutup. Ia bahkan kehabisan bahan untuk membuat kue. Harusnya hari ini Amarine mendapatkan keuntungan bukan malah berakhir buruk.
Yang ia ingat, keinginannya untuk hidup dengan tenang mulai sirna begitu terlibat perang urat dengan pemeran protagonis dan antagonisnya. Lalu, sekarang para pemeran pria di novel Cinta Sophia menghancurkan tokonya.
Bukan wanita namanya jika gosip tak berkembang pesat, bahkan Countess Sarah dengan perut yang membuncit besar tiba-tiba menghampirinya di ruang santai. Wanita itu mengkhawatirkan rumor yang beredar bahwa putri tirinya membentak keluarga kerajaan dan Marquis Viston. Count Bourell juga pulang lebih cepat dari istana begitu mendengar bahwa putra mahkota merusak toko milik putrinya, ia mendengar kaisar mendisplinkan putranya dan segera menitipkan ganti rugi pada Count Bourell.
Ayahnya meletakan sekantung emas yang terlihat berat diatas meja dan menatapnya dengan tatapan meminta penjelasan. "Jadi, bisa ayah dengar apa yang sebenarnya terjadi?"
Amarine menceritakan segalanya apa yang terjadi termasuk ia menyiram putra mahkota dan Marquis Viston dengan air dingin untuk menghentikan perkelahian mereka. Kepala Countess berdenyut pusing, memang benar putrinya tak bersalah, tapi tindakan Amarine juga tak bisa dibenarkan. Bagaimanapun juga menghina anggota kerajaan termasuk dalam undang-undang yang dianggap sebagai kejahatan satu tingkat dengan pengkhianat.
"Baiklah, walaupun kau sudah mendapatkan ganti ruginya. Kita akan pergi ke istana untuk meminta maaf."
"Ayah, tapi aku--"
"Bagaimanapun putra mahkota adalah kaisar selanjutnya. Kau tak bisa sembarangan bertingkah, Nak."
"Amarine, sebaiknya kau turuti saja. Ibu takut bila hal ini menyebar dan membuat rumor buruk tentangmu." Countess Sarah memberinya nasihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...