Persiapan menjelang festival Bulan Merah begitu menyibukkan, Amarine dapat melihat para he-wolf yang berlalu lalang menggotong kayu-kayu besar dibahu mereka. Dragomith menjelaskan jika para he-wolf ditugaskan akan membuat api unggun besar untuk menyambut bulan merah.
Bulan merah adalah acara di mana para Werewolf memiliki puncak kekuatan mereka, selayaknya debutante para bangsawan. Festival bulan merah juga ajang pengenalan diri para Werewolf yang telah menginjak usia dewasa. Para Werewolf yang menginjak usia dewasa akan beradu kekuatan dan bertanding satu sama yang lain, mencari siapa yang lebih kuat.
Satu hal yang tak pernah ia ketahui, bahwa Werewolf tak seorang diri melakukan pekerjaan mereka. Werewolf hidup berdampingan dengan para spirit, spirit-spirit kecil berterbangan kesana kemari menyalurkan sinar-sinar mereka. Spirit yang menyerupai peri itu menggunakan kekuatan milik mereka membangun kayu-kayu yang menjulang tinggi ke atas.
"Spirit?" Marco berseru. "Mereka tinggal disini?"
Dragomith mengangguk. "Kami menyediakan tempat tinggal khusus untuk para spirit. Mereka biasanya menyukai tempat yang hijau dan tenang."
"Lalu bagaimana kalian bisa beradaptasi dengan mereka?" Tanya Amarine penasaran. "Bukankah para spirit harusnya hidup berdampingan dengan para elf?"
"Kami bisa beradaptasi dengan mereka selama kami tak mengganggu mereka. Walaupun kami adalah karnivora, kami memiliki lahan kecil yang dipenuhi oleh buah dan sayur-sayuran. Itu diperuntukkan untuk para spirit." Jelas Dragomith.
Amarine kini mengerti mengapa saat makan malam, ia masih dapat menemukan sayuran. Di ujung sana ia melihat Dawson yang memimpin beberapa He-wolf untuk melakukan pemburuan kecil, pria itu ditugaskan oleh Luna Claire untuk membantu para omega mendapatkan buruan.
"Apa yang mereka lakukan?" Tanya Amarine bingung. "Berburu?"
Dragomith yang mendengarnya tersenyum. Pria itu mengikuti arah pandang Amarine. "Itu benar, Lady. Setiap hari kami selalu makan dari hasil buruan Dawson dan para omega."
"Ah, begitu. Lalu apa yang biasanya kalian dapatkan?"
"Biasanya kami akan mendapatkan beruang, rusa, kelinci atau hewan-hewan lemah lainnya." Dragomith mengerti bahwa tamu kehormatan mereka begitu penasaran. "Lady, jangan sungkan untuk bertanya. Jika Anda kurang puas, Anda bisa pergi ke perpustakaan kami. Di sana ada banyak sekali buku-buku tentang Werewolf."
Wajah Amarine memerah, ia berdeham. "Apakah aku terlihat begitu penasaran?"
"Sangat."
"Baiklah, aku akan berkeliling. Terima kasih atas bantuan Anda, Beta Dragomith."
Amarine buru-buru meninggalkan area begitu tahu Dawson kembali menatapnya. Ini sudah ketiga kalinya pria itu mencuri pandang darinya. Apakah ia melakukan kesalahan disana? Amarine menggelengkan kepalanya, selama berada di wilayah Moon Pack ia tak merasa pernah menyinggung para Werewolf.
"Lady, Anda mau pergi kemana setelah ini?" Tanya Marie yang masih mengikutinya.
"Aku akan pergi ke perpustakaan," jawabnya. "Oh iya, Jack, Marco dan Marie karena kita berakhir disini aku akan membebaskan kalian. Anggap saja kita sedang pergi berlibur."
"Tapi bagaimana mungkin kami meninggalkan Anda sendirian?" Tanya Jack khawatir.
"Kalian tahu, aku akan selalu baik-baik saja. Para Werewolf tak akan menyakitiku, bukankan kalian tahu aku memiliki banyak penggemar?" Amarine tersenyum bangga. Itu memang benar, tak ada yang membenci Amarine disana.
"Ayolah, aku juga ingin sendirian berjalan-jalan. Jika kalian terus mengikuti aku, kalian akan lelah." Bujuk Amarine yang akhirnya mendapatkan persetujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...