Amarine masih mencatat nama-nama kue yang sudah mereka buat, tak hanya kue tapi juga minuman. Skala pemesanan yang dilakukan oleh Edmund dan Sophia terbilang sangat besar. Ia tentunya akan membutuhkan tim yang lebih banyak dari yang ia miliki saat ini. Amarine berencana membuat anggotanya mempelajari masakan yang ia buat untuk mempermudah dan mempercepat waktu saat acara.
Matanya kini menelisik dapur yang berantakan, mereka telah menghabiskan waktu selama enam jam di dapur toko, mencoba pizza, bolu gulung, brownies, dan beberapa menu yang pernah ia jual. Beberapa menu itu akan masuk dalam catatan khususnya.
Lucard dan Dawson duduk di kursi, mereka diam tanpa suara. Awalnya mereka yang paling antusias mencoba masakan Amarine, tapi semakin lama semakin kekenyangan. Untuk itulah, Amarine memilih untuk berhenti. Ia bisa melanjutkannya di mansion keesokan harinya.
"Terima kasih untuk bantuan kalian hari ini. Aku akan pulang, sebaiknya kalian beristirahat." Kata Amarine yang hanya bisa mereka angguki.
"Sepertinya aku tak akan makan sesuatu nanti malam. Perutku rasanya ingin meledak." Keluh Lucard yang disetujui oleh Dawson.
Amarine memutuskan untuk kembali ke mansion. Kedatangannya disambut oleh para pelayan dan Liana yang memberi hormat dengan sopan. Anak itu, sungguh menggemaskan.
Tatapan Liana tertuju pada beberapa kotak kue yang dibawa Jack dan Marie. "Apa yang kakak bawa?"
"Kue."
Mata Liana berbinar. "Aku mau."
"Ayo, kita bersiap untuk makan malam." Ajak Amarine.
Tatapannya kini tertuju pada dapur mansion, berdasarkan informasi yang ia dapat, ayahnya masih berada di ruang kerjanya sedangkan Countess Sarah berada di dalam kamar bersama Carlix. Adik bungsunya baru saja tertidur lelap.
Di dalam dapur, Amarine memerintahkan beberapa pelayan menyiapkan piring dan peralatan makan. Ia mengeluarkan kue dan pizza satu persatu dari kotak yang ia bawa. Para pelayan selalu terkesima melihatnya."Tolong siapkan beberapa untuk di bawa ke meja makan. Sisanya untuk kalian nikmati."
"Baik, Lady."
Liana berbinar ketika mendapati kue donat berkarakter. Gadis cilik itu menunjuk salah satu donat berwarna merah muda. "Aku ingin yang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...