15. The Orchard

11.8K 1.8K 34
                                    

Baru tiga hari Marco bekerja, Amarine sudah dapat melihat kinerja pria itu. Marco adalah pria cekatan, selain itu tokonya semakin ramai karena banyak para gadis yang mengantri. Ia tak perlu menggunakan trik marketing lainnya, karena wajah tampan Marco lebih digandrungi para Lady maupun rakyat. Jack memang tampan, tapi pria itu terlalu kaku, Amarine tak menyalahkannya karena Jack adalah ksatria.

"Lady Celine, tak ku sangka kita bertemu lagi disini." Seorang bangsawan tersenyum menyapa bangsawan lainnya.

"Ah, Lady Mona. Apakah kau juga sering pergi ke toko ini?"

"Itu karena ayah menyukai coffee Bun disini. Apa yang Lady ingin beli?"

"Crepe cake, aku sudah lama menginginkan crepe cake coklat." Jawabnya tersipu malu sambil melirik Marco yang berlalu lalang mengantar pesanan.

"Ah, Anda juga menyadarinya." Kata Lady Mona. "Aku dengar toko ini memiliki satu pegawai baru yang tampan. Astaga, bagaimana mungkin pria tampan seperti itu adalah seorang pelayan toko. Cukup disayangkan."

"Untuk itu saya lebih sering kemari membeli kue sekaligus cuci mata. Tunangan saya tak ada manis-manisnya berbeda dengan Marco." Sahut para Lady lain.

Para Lady lain yang mengantri ikut menganggukkan kepala. Surai perak Marco membuat beberapa wanita terlena, selain itu Marco adalah pria ramah yang suka memuji. Tak ada wanita yang tak terlena dengan pujian Marco. Amarine berdecak kagum, demi bertemu dengan Marco mereka rela mengantri dan menambah jumlah pesanan.

Kini para Lady yang telah selesai memesan, duduk di bangku mereka masing-masing. Dan lucunya, mereka meminta langsung pada Amarine agar Marco yang mengantar pesanan mereka.

Amarine tersenyum geli. "Marco, kemarilah!"

"Tolong antarkan pesanan ini untuk para Lady yang di duduk di bangku nomor sembilan!"

"Baik, Lady."

Marco mengantarkan pesanan para Lady dengan menebar senyum mempesona. Marie dan Jack bahkan menggeleng tak percaya. Pria kumuh yang ditemukan majikannya tempo hari sesaat berubah menjadi pria dengan sejuta pesona.

"Nona - nona cantik, pesanan Anda telah siap!" Kata Marco dengan penuh semangat.

Sementara para Lady yang mendengarnya hanya menatap Marco dengan wajah memerah, salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara para Lady yang mendengarnya hanya menatap Marco dengan wajah memerah, salah tingkah. Para Lady kali ini terkikik geli dengan wajah memerah, Marco  menebar senyum seperti biasa sembari mendengarkan ocehan para Lady.

"Marco tahan sekali dengan ocehan para Lady itu. Jika aku, pasti sudah sakit kepala." Keluh Jack.

Marie ikut mengangguk. "Marco termasuk pria yang sabar."

***

Setelah toko mereka tutup, Amarine mengajak ketiga pegawainya untuk makan bersama. Mereka saling berbincang, menyalurkan informasi dan gosip-gosip baru. Semenjak tokonya menjadi populer beberapa orang menganggap toko Amarine sebagai pusat informasi (gosip) beredar. Para lady bangsawan memang diketahui selalu suka menghabiskan uang yang mereka miliki dan bergosip. Termasuk gosip yang beredar saat ini, Sophia dikabarkan akan segera bertunangan dengan Edmund.

Patisserie Lady ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang