29. Edgar & Dessert Box

9K 1.5K 84
                                    

Amarine merasa senang, ia akan menjalani bisnis memasok kue kering dan permen ke wilayah Enix, terlebih bisnis yang ia jalani adalah kerjasama dengan seorang Archduke. Matanya berbinar, pikirannya tertuju pada penyebaran permen-permen yang ia buat. Gadis itu beralih pada rak kue, mengambil beberapa sampel kue kering dan permen seperti permen susu, permen buah dan permen rasa kopi.

Lucard memandangi Amarine, gadis itu membawa beberapa kue dan permen ke lantai dua. Di sudut matanya, Amarine seperti melakukan negosiasi dengan menunjukkan kudapan yang dibuat olehnya.

"Ini beberapa kukis baru, ada yang bertabur keju, raisin, coklat dan buah. Lalu untuk sampel permen, aku menjual permen buah, permen susu dan permen kopi." Jelasnya singkat sembari meletakkan sampel-sampel tersebut ke atas meja.

James berdecak kagum, ia tak perlu mengkhawatirkan bagaimana enaknya camilan yang dibuat Amarine, karena ia pernah mencoba permen buah. Tapi beda halnya dengan permen kopi, James merasa asing. Kopi yang biasanya diminum dengan air hangat atau panas bisa dijadikan permen.

Edgar menatap sampel-sampel itu penuh minat, ia lebih penasaran dengan permen susu dan permen kopi. Bagaimana bisa minuman dijadikan permen?

"Ini permen kopi?" Edgar menunjuk permen berwarna hitam.

Amarine mengangguk. "Benar, ini permen kopi. Peminatnya memang belum begitu banyak, karena ini menu baru. Biasanya permen ini menjadi trend dikalangan pria." Jelasnya singkat.

James tanpa izin mencomot satu permen kopi dan memasukannya ke dalam mulut, rasa kopi bercampur manis. "Permennya manis."

Amarine mengangguk. "Karena ini permen saya membuatnya menjadi manis. Berbeda halnya jika Anda memesan kopi untuk diminum."

Edgar mengikuti James, pria itu juga segera mencomot permen kopi. Benar, rasanya tidak terlalu manis dan masih terasa aroma kopi dalam permen tersebut. Diam diam Edgar tersenyum, ia yakin makanan ini akan banyak diminati di wilayah Enix.

Setelah mencoba permen kopi, Edgar mulai mencoba permen buah dan permen susu. Ia merasa takjub, ia dapat merasakan buah apel dan buah jeruk pada permen buah, Edgar puas.

"Baiklah, aku rasa ini cukup. Lusa aku akan datang kembali membawa surat kontraknya." Kata Edgar yang segera diangguki oleh Amarine.

"Kalau begitu saya permisi, silahkan menikmati waktu Anda." Ujar Amarine sebelum turun ke lantai satu.

***

Amarine baru saja kembali dari Art Glass, tempat pembuatan kaca. Sebelumnya ia diperkenalkan oleh seorang pandai besi kepada tuan Bormore. Bormore adalah pengrajin kaca yang terkenal di wilayah Letifian, Amarine memesan puluhan kotak kaca yang akan ia sulap menjadi dessert box.

Dengan sangat berhati-hati, Jack, Marco dan Lucard membawa kaca-kaca itu dan menurunkannya ke lantai. Para pegawai Amarine merasa heran untuk apa majikannya memesan kerajinan kaca, dilihat dari bentuknya pun tak ada yang spesial. Hanya kaca dengan bentuk segi empat berukuran sedang.

"Lady, untuk apa Anda memesan kotak kaca sebanyak ini?" Marie penasaran walaupun ia tetap menghitung jumlah kotak kaca yang ada.

Amarine tersenyum. "Tentu saja untuk kue."

"Apa hubungannya kotak kaca dengan kue?" Lucard kali ini bersuara, ia kadang merasa heran dengan apa yang dipikirkan oleh Amarine. Seolah otak cantik Amarine menyimpan sejuta rahasia.

"Dessert box, kotak kue."

Dessert Box merupakan dessert yang dikemas di dalam kotak plastik atau kaca sehingga praktis dan mudah dipesan oleh banyak orang. Dihidangkan di sebuah wadah tertutup, makanan ini pun bisa jadi camilan praktis dan bisa dibawa kemana saja. Salah satu keuntungan berjualan bisnis dessert box adalah daya tahannya yang cukup lama asalkan produk disimpan di tempat dingin.

Patisserie Lady ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang