Albert mendumal. Entah bagaimana ceritanya, kini ia semeja dengan seorang Archduke dan pangeran Lucard. Itu semua karena Lady Amarine yang awalnya duduk bersama Dawson, bercerita dan saling menanyakan kabar Alpha dan Luna. Bunga yang Amarine dapat dari Dawson dan juga Edgar kini telah berdiam di vas bunga. Edgar dan Lucard pun hanya saling bertatapan sinis sebelum menatap Dawson serius.
Seharusnya dalam situasi seperti ini Amarine peka, tapi benar ucapan Marie bahwa majikannya lamban. Marie, beserta Marco dan Jack hanya terdiam dibelakang meja kasir menatap ke arah bangku mereka. Ketiga pegawainya menatap antusias sekaligus takut.
"Apa ku bilang, Tuan Dawson memang mempesona. Sebagai ksatria kami menjunjung tinggi kekuatan." Bisik Jack sepelan mungkin.
Marco dan Marie melirik Jack dengan kesal. Tentu mereka tidak terima bila jagoan yang mereka pilih harus kalah.
"Itu karena Lady berbaik hati menanyakan kabar." Sahut Marie yang diangguki Marco.
"Jadi, sampai kapan kalian akan menetap disini?" Amarine menatap Dawson dan Albert bergantian.
"Kami akan kembali--"
"Aku menetap disini untuk sementara waktu."
Albert melotot, itu tak ada dalam rencana mereka jika Dawson menetap di wilayah Letifian.
Dawson terus-terusan tersenyum sementara Lucard hanya berdecak, pria itu kemudian berdeham. "Lady, kita akan segera menutup toko. Anda harus beristirahat." Lucard mengingatkan.
Amarine kemudian melirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Merasa tidak enak saat Edgar dan Dawson masih berada di dalam tokonya.
"Tidak apa, Lady. Aku bisa kembali besok. Besok aku akan kembali kemari untuk membeli beberapa kue sebelum kembali ke wilayah Enix." Sahut Edgar yang mendapat tatapan kesal dari Dawson.
Amarine mengangguk. "Aku akan membuatkan sesuatu yang khusus untuk Anda sebagai ganti untuk hari ini."
Edgar yang mendengarnya tersenyum senang, Amarine terasa memperhatikan dirinya.
"Aku juga akan kembali kesini besok! Lalu bagaimana denganmu? Kau juga sebaiknya pergi?" Dawson bertanya pada Lucard, mengurangi tatapan sinisnya saat berada dihadapan Amarine.
Lucard menyeringai. "Aku tinggal disini, aku bekerja untuk Lady Amarine." Kalimat Lucard seolah penegasan bahwa ia yang memenangkan kompetisi itu.
"Apa? Bagaimana bisa kau.. baiklah, kalau begitu aku juga akan bekerja disini!" Putus Dawson final.
Ingin sekali rasanya Albert pulang ke penginapan daripada mendengarkan perdebatan para pria disana. Amarine cukup terkejut, bagaimana bisa ia mempekerjakan Dawson? Bukankah Dawson adalah salah satu kandidat calon Alpha? Lagipula mengapa tiba-tiba Dawson ingin bekerja kepadanya?
"Apakah kau tidak sibuk? Bagaimana bisa aku mempekerjakanmu? Kau orang penting." Amarine bertanya khawatir.
"Tenang saja, Alpha Clinton akan mengerti keadaanku."
"Apa kau serius?" Tanya Amarine sekali lagi. Gadis itu tak masalah bila menambah satu pekerja lagi, karena semenjak ada Lucard dan Marco, pengunjung wanita bertambah setiap harinya.
"Tentu, aku sangat serius."
"Baiklah, kalau begitu besok kita akan kembali membicarakannya."
Edgar merasa iri sekarang, jika ia tak menyandang status sebagai Archduke, ia mungkin akan melakukan hal yang sama. Besok adalah hari terakhirnya di Letifian dan hari terakhir bertemu dengan Amarine. Menyandang status Archduke bukanlah hal yang mudah, terlebih ia selalu memimpin ribuan pasukan di wilayah Enix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...