26. Amazed

9K 1.5K 103
                                    

Semalaman Lucard tak bisa tidur. Ia merasa mendapatkan beban pikiran. Seseorang yang ia kagumi karena menciptakan resep masakan enak tanpa daging adalah gadis yang ia temui semalam. Mulut bodoh, seenaknya saja kau berbicara, batinnya. Jika tahu bahwa Amarine adalah orang yang ia kagumi, Lucard pasti sudah bersikap manis.

Hari ini ia tak berminat untuk bangun saking malunya, netra ungu itu masih menyapu interior kamar tamu di istana Letifian. Kakaknya, Arwen, mungkin masih tertidur dikamarnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Pertemuan pertamanya dengan orang yang ia kagumi berjalan dengan tidak baik. Lucard mengusap rambutnya asal. Ia segara beranjak dari ranjang dan bersiap untuk membersihkan diri. Lucard berniat untuk meminta maaf. Harus meminta maaf.

Setelah membersihkan dirinya, Lucard mencari kakaknya diruang kamar yang lain. Tanpa permisi Lucard menerobos masuk, mendapati Arwen yang hampir menghabiskan brownies coklat yang mereka beli.

"Bukankah kau berkata akan membawa kue itu untuk perjalanan pulang?" Tanya Lucard heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah kau berkata akan membawa kue itu untuk perjalanan pulang?" Tanya Lucard heran. "Mengapa kau habiskan sendiri?"

Arwen tak mau menjawab. Pria itu malah mendumal. "Kau ini sudah dewasa, seharusnya kau mengetuk pintu terlebih dahulu."

"Aku ingin pergi."

"Ya.. ya.. pergilah! Eh, tunggu..." Arwen sesaat tersadar. Biasanya Lucard akan memaksanya untuk segera pulang jika ia tak nyaman di suatu tempat. "Mau kemana kau?" Arwen memicingkan mata menatap adiknya penuh kecurigaan.

"Ada urusan."

"Yang benar saja, kau selama ini tak pernah keluar wilayah Vandur. Ada urusan apa di wilayah manusia?" Sindirnya.

Lucard mengalihkan pandangannya. Wajahnya memerah, kemudian berdeham. "Aku ingin membeli kue."

"Hoo, baiklah. Jangan lupa beli beberapa untukku juga."

Lucard berbalik pergi meninggalkan Arwen dikamarnya. Raja Elf itu menggeleng sebelum terdiam, ia menghentikan kunyahan kuenya. "Sejak kapan pria itu suka kue?"

"Lucard, tunggu!"

***

Amarine terpaku menatap Lucard yang datang membawa bunga untuknya, Elf itu tersenyum lebar dan masuk ke dalam toko. Baru semalam pria itu bersikap ketus kepadanya dan keesokan paginya, Lucard bersikap manis dan memberinya sebuket bunga. Apa-apaan ini?

Amarine berdeham, ia tersenyum canggung tanpa mengurangi rasa hormatnya. "Apakah Yang Mulia membutuhkan sesuatu?"

"Lucard."

"Ya?"

"Panggil aku Lucard, Lady."

"Oh."

Hening. Canggung. Tak ada percakapan lagi yang keluar di antara keduanya. Mata Amarine berkedip lucu sebelum mempersilahkan Lucard untuk duduk. Beberapa pengunjung menatap Lucard dengan tatapan memuja. Lucard, elf tampan yang digandrungi di wilayah Vandur, jadi tak mustahil bila sekarang para gadis ataupun wanita menatapnya penuh minat.

Patisserie Lady ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang