Amarine kembali menjalani hari-harinya seperti biasa, ia mulai disibukkan dengan kegiatan tokonya. Setelah ia pulang dari wilayah Moon Pack, banyak bangsawan dan rakyat yang memprotesnya karena tutup terlalu lama. Benar, Amarine menutup tokonya selama enam Minggu dan itu membuat banyak orang merindukan kue-kue buatannya.
Perpisahan Amarine dengan para Werewolf begitu singkat. Mereka sangat senang dengan kehadiran Amarine disana, ia bahkan berkata menikmati festival bulan merah. Mungkin jika lady bangsawan lain, mereka akan pingsan. Tapi Amarine berbeda, ia terbiasa melihat pertandingan semacam itu dikehidupan lamanya, contohnya tinju.
Sebelum ia kembali, Dawson sempat menemuinya di tembok perbatasan. Werewolf itu memberinya sebuket bunga dan berkata akan berkunjung di kemudian hari. Amarine tersenyum dan berkata mereka akan bertemu kembali.
Kepergiannya yang begitu lama meninggalkan wilayah Letifian membuatnya ketinggalan berita baru, seperti Edmund dan Mikael yang berkelahi dan berakhir buruk. Pantas saja sebelum ia pergi ke wilayah Moon Pack, Amarine mendapati muka Edmund yang sedikit lebam saat acara pertunangan pria itu bersama Sophia. Lagi - lagi Raja Letifian mendisiplinkan Mikael dan membuat pria itu kehilangan otoritasnya sebagai putra mahkota selama seminggu.
Tidakkah pria itu bodoh? Bukankah sudah jelas Sophia lebih memilih Edmund daripada Mikael? Tapi, Amarine mengerti bahwa putra mahkota tulus mencintai Sophia. Yah, para pemeran utama novel Cinta Sophia memiliki alur yang berbeda dengan ceritanya, setidaknya tak ada yang mati diantara mereka sudah cukup baginya.
Sophia terkadang mengeluh pada dirinya ketika Mikael masih mengganggu gadis itu. Selama mereka tak menghancurkan tokonya seperti waktu itu, Amarine tak mau peduli. Itu bukan urusannya. Lagipula, ia hanyalah tokoh figuran yang sedang beruntung.
"Lady, stok kue kita sudah habis." Jack mengingatkan, kebiasaan pria itu akhir-akhir ini selalu menghitung secara berkala jumlah stok yang ada di rak.
"Baiklah, aku akan membuat kue kering dan sandwich." Amarine kemudian melirik Marie. "Aku titip kasir sebentar."
"Baik, Lady."
"Marco, tolong bantu aku membuat kue."
***
Beberapa kue kering buatan Amarine telah selesai dan siap dibungkus berbeda dengan kue kering buatan Marco, kue-kue itu gosong dan Amarine hanya bisa menghela napasnya. "Apakah kau sudah mengatur suhu dengan tepat?"
"Sepertinya saya melakukan kesalahan."
"Kau memang melakukan kesalahan, Marco."
KAMU SEDANG MEMBACA
Patisserie Lady ✓
FantasyTELAH DITERBITKAN Amarine, wanita karir yang bangkit dari kematiannya dan hidup kembali sebagai tokoh figuran di salah satu novel yang sempat ia baca. Terjebak dalam perang urat tokoh perempuan antagonis dan protagonis, membuat hari-hari Amarine men...