03 : Long night

19.8K 2.1K 36
                                    

Donghyuck menajamkan pendengaran dan penciumannya. Disekitarnya kini hanya dipenuhi oleh pepohonan tinggi dengan dedaunan lebat yang membuat cahaya rembulan sulit untuk tembus.

Sang pemuda tan menghentikan langkahnya saat seekor ular hitam melintas di depannya.

"Kau harus menghilangkan kebiasaan mengendalikan ular seenakmu hyung." Ujar donghyuck datar.

Hingga terdengar kekehan ringan tepat dari arah depan donghyuck, yang menampakan seorang pemuda bertubuh tegap dan lebih tinggi dari donghyuck.

"Woah, aku tidak menyangka akan kedatangan tamu." Ujar sang lawan bicara membuat donghyuck mendengus.

"Padahal kau sendiri yang mengundangku kemari, jaehyun hyung." Tajam donghyuck.

Jaehyun lagi-lagi terkekeh, namun sesaat kemudian kekehannya digantikan oleh tatapan tajam nan dingin yang seakan-akan ingin membunuh donghyuck.

"Perhatikan tatapanmu." Datar jaehyun.

"Tidak usah berbasa-basi hyung. Kau menghilang empat tahun belakangan ini dan malah membuat kekacauan?" Sindir donghyuck.

Membuat jaehyun menatap tajam donghyuck dengan kedua tangan mengepal.

"Tepatnya diusir." Sinis jaehyun yang membuat donghyuck terdiam.

Melihat keterdiaman donghyuck, jaehyun tersenyum miring.

"Kenapa? Ah! Bagaimana kabar fenrir tua itu?" Ujar jaehyun masih dengan senyum miringnya yang membuat donghyuck mengepalkan kedua tangannya.

"Jaga bicaramu hyung. Dia ayahmu." Tajam donghyuck yang membuat jaehyun tertawa remeh.

"Apa ada seorang ayah yang mengusir dan bahkan tidak mengakui anaknya lagi?" Tanya jaehyun.

"Itu kesalahanmu, kau yang membuat kekacauan hingga mengharuskan appa mengusirmu." Balas donghyuck tajam.

"Aku tidak akan melakukan kekacauan jika dia memperlakukan ku secara adil! Cih, dia bahkan tidak pernah menatap ke arahku lagi semenjak kau lahir. Putra kebanggaannya sang fenrir." Sindir jaehyun.

"Hyung..." panggil donghyuck lirih.

"Kau tau? Sangat menyenangkan ketika melihatnya sekarat dalam tidurnya." Ujar jaehyun dengan senyum lebar.

Namun donghyuck dapat melihat kesedihan dimata sang kakak.

"Kalau dia menolak kehadiranku, kalau dia tidak menginginkan kehadiranku. Kenapa dia harus menikahi ibuku dan membawaku lahir ke dunia?! Kenapa dia tidak langsung menikahi ibumu saja?! Sang omega sempurna, omega manis idaman para alpha, cih." Ujar jaehyun yang kemudian menatap tajam donghyuck.

"Hyung, appa menyayangimu...dia sangat menyayangimu...tapi cara dia menunjukannya berbeda." Ujar donghyuck.

"Berhenti berbicara omong kosong. Bahkan saat ibuku dulu meninggal dia tidak pernah sekali pun pergi ke makamnya." Ujar jaehyun tajam.

Donghyuck terdiam, ia tidak memiliki kata-kata yang dapat dikeluarkan.

"Tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Itu bukan salahmu sepenuhnya." Ujar jaehyun santai yang membuat donghyuck menatap ke arah sang kakak.

Jaehyun menyeringai, dengan seekor ular yang sudah merambat naik melalui tangan kanannya.

"Jika appa tidak mengakui ku, maka aku akan membuat dunia yang mengakuiku." Ujar jaehyun yang membuat donghyuck mengerutkan keningnya.

Hingga manik tajam milik donghyuck bertabrakan dengan simbol abstrak di punggung tangan kiri jaehyun.

"Hyung..."

The Mate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang