22 : False alarm?

8.7K 1K 27
                                    

Seorang omega yang tengah sibuk memilih beberapa tanaman obat di hutan tersebut seketika menghentikan aktivitasnya saat hidungnya mencium aroma yang tidak asing baginya.

Ten dengan langkah perlahan namun pasti berjalan mendekat ke arah feromon itu berasal. Ia bahkan sudah tidak menghiraukan lagi keranjang tanamannya yang sudah tergeletak di tanah.

Hingga kedua netranya menemukan sesosok alpha yang tengah diselimuti oleh amarah dan kesedihan.

×
×
×
×
×

"Brengsek!"

Jaehyun lagi-lagi meluapkan amarahnya pada pohon besar di depannya dengan cara meninju batang kokoh pohon tersebut.

"Pohon itu tidak punya salah kau tau?" Ujar sebuah suara yang membuat jaehyun mengalihkan fokusnya.

Alpha woody tersebut seketika mendengus saat lagi-lagi mendapati omega yang belakangan ini selalu mengganggunya.

"Sebelum kau pergi ada lebih baiknya meluapkan semua masalahmu dulu supaya kau bisa pergi dengan tenang." Sambar ten cepat saat kedua netranya menangkap pergerakan jaehyun yang akan beranjak pergi.

"Cih, kau pikir aku mau mati?" Ujar jaehyun dengan kekehan kecil.

Membuat ten tersenyum senang. Untuk pertama kalinya alpha di depannya itu tertawa.

"Aku baru pertama kali melihatmu tersenyum." Ujar ten semangat.

"Kau tau senyummu itu sangat tampan aku akui itu." Lanjutnya.

Jaehyun yang mendengar penuturan omega di sampingnya itu hanya berdecih dan tersenyum tipis.

"Aku pernah dengar kalimat itu." Balas jaehyun.

"Siapa? Pasti dia spesial bukan? Karna bisa melihat senyummu." Tanya ten dengan wajah ceria yang sudah memancarkan penasaran.

"Dulu." Jawab jaehyun singkat.

"Hah?"

"Kau mulai banyak bertanya." Dingin jaehyun.

"Huft, kau kembali menjadi alpha kutub utara." Ujar ten dengan nada yang sedikit lesu.

Bukannya menanggapi ucapan sang omega jaehyun malah menatap omega di sampingnya itu dengan tatapan datarnya.

"Kau mengikutiku selama ini?" Datar jaehyun.

Mendengar tuduhan sang alpha membuat ten membulatkan kedua matanya dan menyilangkan kedua tangannya.

"Aku memang ingin memaksamu untuk masuk ke pack ku tapi aku tidak segila itu sampai mengikutimu kemana-mana!" Sergah ten.

"Pack? Kenapa kau sangat ingin aku masuk ke dalam packmu?" Bingung jaehyun.

Ten yang mendapati keingintahuan alpha di depannya itu pun segera mengembangkan senyumnya.

"Sangat mau!!" Jawab ten cepat.

"Yang aku tanya kenapa?"

"Ah itu...eum...kau tau? Lebih aman untuk berkeliaran secara berkelompok untuk menghindari serangan seperti yang kau dapatkan dulu pada punggungmu." Jelas ten.

Jaehyun yang mendengarnya pun hanya mendengus. Bahkan ia sudah sering mendapat luka-luka seperti itu sejak kecil. Berterima kasih lah pada ayahnya sehingga ia sudah terbiasa merasakan sakitnya saat kulitnya terkoyak.

"Terima kasih untuk tawaranmu. Tapi aku tidak berminat." Ujar jaehyun dan kemudian beranjak pergi.

Namun sepertinya langkah sang alpha terhenti saat sang omega lagi-lagi membuka suaranya.

The Mate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang