07 : Accepting

16.4K 2K 96
                                    

Dua minggu berlalu, entah perasaan renjun saja atau memang donghyuck seperti sedikit menghindarinya.

Padahal keduanya adalah mate, renjun merasa heran saja. Disaat alpha lainnya selalu menempeli omeganya kemana saja.

Alphanya sendiri malah berkeliaran tidak jelas meninggalkannya disiang hari dan menemuinya dimalam hari saat ia sudah tertidur.

Renjun menatap malas ke arah jendela kamarnya. Ia sudah mengetahui bahwa donghyuck selalu menyelinap masuk melalui jendela kamarnya.

Tekad omega manis tersebut sudah bulat. Ia akan berpura-pura tidur malam ini dan menunggu kedatangan sang alpha.

"Cih lihat saja kau hyuck." Gumam renjun dengan nada kesal.

Malam semakin larut, renjun yang sedari tadi menahan rasa kantuknya itu pun sudah mulai menyerah dan membiarkan dirinya memasuki alam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, renjun yang sedari tadi menahan rasa kantuknya itu pun sudah mulai menyerah dan membiarkan dirinya memasuki alam mimpi.

Namun sesaat kemudian telinganya menangkap suara dari arah jendela kamarnya yang membuat renjun kembali terjaga. Namun masih dengan memejamkan kedua matanya.

Renjun menahan nafasnya saat merasakan pergerakan di sisi ranjang sebelah kirinya. Dan merasakan feromon milik sang alpha.

"Selamat malam renjun..." ujar donghyuck lembut sembari mengelus pelan surai renjun.

Renjun berusaha susah payah untuk mengendalikan detak jantung dan nafasnya.

"Maaf renjun..." lirih donghyuck yang membuat sang omega terdiam. Menyimak setiap kata yang keluar dari mulut alphanya.

"Maaf karena kau harus memiliki seorang alpha seperti ku." Lirih donghyuck lagi.

"Aku tau kau pasti mengharapkan seorang alpha yang jauh lebih baik dariku. Bukan seorang alpha pengecut sepertiku." Ujar donghyuck menyerupai gumaman namun dapat di dengar jelas oleh renjun.

Ingin sekali omega seharum wisteria itu membuka kedua matanya dan menatap manik tegas milik sang mate. Dan mengatakannya keras-keras.

Agar dunia tau, bahwa dirinya tidak menginginkan alpha lain. Hanya donghyuck yang ia inginkan. Bahkan dikehidupan selanjutnya.

"Aku takut renjun...takut suatu saat nanti kau merasa takut padaku." Lirih donghyuck.

Renjun mengepalkan kedua tangannya merasa gemas. Ia ingin segera membuka kedua matanya.

Namun ia masih penasaran akan semua curahan hati alphanya. Yang tidak mungkin ia dengar saat ia sudah membuka kedua matanya nanti.

"Kau omega manis renjun, kau baik dan kau sangat sempurna. Tapi sayang nasibmu tidak baik...hingga harus menjadi mateku..." ujar donghyuck.

Renjun yang mendengar kalimat akhir donghyuck itu pun dengan cepat membuka kedua matanya dan menatap tajam donghyuck.

Membuat donghyuck ikut membulatkan kedua matanya dan sedikit memundurkan tubuhnya.

The Mate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang