16 : Trust me

10.2K 1.2K 72
                                    

Hari mulai siang, langit kini terlihat sangat cerah. Secerah senyum seorang omega seharum bunga wisteria yang tengah sibuk di dapur.

Membuat jeno yang sedari tadi duduk di ruang tengah pun menaikan alisnya bingung.

"Kau apakan omegamu? Dia terlihat lebih aneh dari biasanya." Celutuk jeno pada alpha yang tengah duduk di sampingnya.

"Yang kau sebut aneh itu omegaku." Tajam donghyuck membuat jeno memutar matanya malas.

"Jen, boleh aku minta tolong?" Tanya donghyuck tiba-tiba.

Jeno yang ditanyai itu pun mengerutkan keningnya dan menatap sang sahabat.

"Apa? Biasanya juga kau langsung menyuruhku tanpa harus basa-basi meminta tolong."

Mendengar ucapan jeno membuat donghyuck mendengus.

"Rut ku beberapa hari lagi." Ujar donghyuck.

"Lalu? Urusannya denganku apa?" Bingung jeno.

Padahal donghyuck sendiri yang mengatakan bahwa dirinya tidak boleh tau masalah pribadinya dan ikut campur di dalamnya. Tapi malah alpha di depannya sendiri yang membuka pembicaraan privasinya pada dirinya.

"Bukan dengan kau. Tapi dengan renjun." Ujar donghyuck.

"Lalu kenapa minta tolong padaku? Kau butuh bantuanku menyelesaikan masa rutmu hah?" Sambar jeno.

Dan sesaat kemudian tatapan maut donghyuck berikan, membuat jeno terkekeh kikuk.

"Kau itu tau yang namanya bercanda tidak sih?" Tanya jeno dengan senyumnya yang membentuk eye smile andalan miliknya.

"Cih, sekarang bukan waktunya bercanda jen." Ujar donghyuck serius.

Jeno pun menghela nafasnya lega dan kemudian menatap sang sahabat.

"Apa?"

"Sebelum masa rutku, aku akan pergi menemui doyoung hyung terlebih dahulu. Aku harus menanyakan soal segel hydra yang dirusak jaehyun hyung sebelumnya." Jelas donghyuck.

"Lalu? Hubungannya dengan rut mu itu apa?" Bingung jeno.

"Setelahnya aku tidak akan kembali ke rumah renjun sampai masa rutku selesai." Ujar donghyuck lagi.

"Huh? Kenapa? Jangan bilang..."

"Aku tau isi otakmu ya. Aku tidak akan mencari omega lain. Kau sendiri tau kalau aku menyelesaikan masa rutku sendiri selama ini." Potong donghyuck.

"Tapi kau sudah punya mate sekarang. Kenapa tidak kau gunakan?" Tanya jeno.

"Omegaku bukan barang yang bisa digunakan." Tajam donghyuck.

Sedangkan jeno hanya mengelus tengkuknya. Sepertinya ia salah memilih kata lagi.

"Kau tau jelas bagaimana rut seorang fenrir. Aku takut menyakitinya." Ujar donghyuck dengan kedua netra yang menatap khawatir sang omega dari kejauhan.

"Hyuck. Dia ome-..."

"Kau tau kan bagaimana ibuku dulu setiap appaku sedang dalam masa rutnya?" Potong donghyuck cepat.

Sedangkan jeno menghela nafasnya. Ia memang mengingat bagaimana keadaan ibu dari sahabatnya setiap masa rut ayah donghyuck datang. Luka lebam, cakaran dan gigitan semuanya hal yang sudah biasa dilihat.

"Bicarakan itu dengan matemu. Kalau kau diam dia malah salah paham nantinya dan mengira kau tidak menginginkannya sebagai seorang omega." Ujar jeno final.

The Mate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang