30 : A Hope

8.4K 1.1K 93
                                    

Tiga hari berlalu, setiap pagi jeno akan pergi dan kembali dimalam hari untuk mencari keberadaan sang sahabat. Namun nihil.

Ia mencari hampir keseluruh bagian hutan tersebut, namun ia tidak menemukan tubuh donghyuck.

Selama itu juga renjun masih betah menutup kedua netranya. Doyoung menatap pilu ke arah omega yang tengah terbaring tersebut.

"Renjun-ah, buka matamu. Setidaknya jika bukan untuk donghyuck lakukan itu untuk alpha kecilmu." Lirih doyoung.

×
×
×
×
×

Pagi berganti siang, dan siang berganti malam. Doyoung terlihat masih betah menjaga dan memastikan keadaan renjun baik.

"Hyung, tiga hari ini kau belum istirahat sama sekali." Ujar jeno yang baru saja kembali dari mencari keberadaan donghyuck.

"Kau menemukan sesuatu?" Tanya doyoung cepat.

Namun jawaban yang diberikan sang alpha membuat doyoung menghela nafasnya berat.

"Dia masih betah menutup matanya?" Tanya jeno yang dibalas anggukan oleh doyoung.

"Hyung..." panggil jeno ragu.

Doyoung yang menyadari keraguan jeno dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Aku yakin donghyuck baik-baik saja diluar sana. Dia tidak akan mati semudah itu karena omeganya masih dalam keadaan sehat." Potong doyoung dengan cepat.

"Tapi kenapa renjun tetap tidak mau membuka matanya? Jika dia membukanya dia dapat mengetahui dimana alphanya berada." Ujar jeno frustasi.

Sang serpent menghela nafasnya pelan dan menatap netra terpejam milik sang omega wisteria. Hingga tidak sengaja maniknya melirik ke arah cincin merah kehitaman yang melingkar manis di jari sang omega.

Doyoung tersenyum tipis dan mengelus lembut jari yang dilingkari oleh cincin tersebut.

"Sepertinya donghyuck alpha yang sangat-sangat posesif ya." Ujar doyoung.

Jeno yang mendengarnya tersenyum tipis dan mengarahkan pandangannya kearah yang juga tengah dipandang oleh doyoung.

"Dia lebih dari kata posesif. Kau tau hyung, dia memasangkan cincin itu saat omeganya sedang tidur dulu." Ujar jeno dengan senyum getirnya.

Doyoung yang mendengarnya pun terkekeh sendu, lagi-lagi matanya terasa memanas.

"Seharusnya cincin itu sudah bisa dibuka sekarang. Cincin itu akan lepas kalau kekuatan donghyuck hilang." Sambung jeno sembari beranjak mendekati sang omega wisteria.

Namun beberapa saat kemudian doyoung mengerutkan keningnya saat jeno terlihat diam di tempatnya.

"Kenapa?" Bingung doyoung.

"Cincinnya tidak bisa lepas." Celutuk jeno dengan wajah masih terkejutnya.

Doyoung yang mendengarnya dengan cepat mengembangkan senyumnya. Dengan cepat jeno berlari keluar dari rumah milik sang omega wisteria dan kemudian melakukan shfting menjadi wujud serigalanya.

Sang alpha harap, hari ini dia menemukan apa yang selama beberapa hari ini ia cari dan harapkan.

"Aku mohon hyuck." Batin jeno.

" Batin jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Mate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang