"Pengen mati, tapi Tuhan belum memberikan takdir itu" -K.A.A
05:11 WIB
Kelopak mata seorang gadis mulai terbuka secara perlahan, gadis itu menghela nafas berat saat melihat sekelilingnya, ini bukan kamarnya, tapi kamar Kenzi.
Cklek
Gadis itu bangun secara perlahan saat mendengar suara pintu kamar mandinya terbuka, dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur dan menatap laki-laki yang berdiri di depan pintu itu.
"Eh, udah bangun?" kaget Kenzi.
Laki-laki dengan kaos putih polos dan juga sarung hitam yang melekat pada tubuhnya itu mendekat ke arah gadis yang sedang duduk di kasurnya.
"Kok cepet banget bangunnya, kan lagi datang bulan."
"Kayaknya Khanza tembus deh di kasur Kenzi."
Gadis itu menunduk malu, ini pertama kalinya dia mengalami keadaan seperti ini.
"Kenapa nunduk hmm?" tanya Kenzi.
"Malu tau!"
"Biasanya juga kamu malu-maluin Za"
"Nggak yah!" elaknya.
"Masa?" goda Kenzi.
"Iya Zi."
"Enggak yakin."
"Nangis nih!" ancam Khanza.
"Nangis aja." tantang Kenzi.
Kenzi mengalihkan pandangannya, dia yakin, Khanza tidak mungkin menangis saat ini, jam masih menunjukkan pukul 05:16 WIB, ini masih terlalu pagi.
"Hiks hiks hiks."
Deg
"Kok nangis?"
"Katanya tadi nangis aja hiks, sekarang udah nangis malah di tanyain hiks."
Kenzi menepuk keningnya, jawaban macam apa itu?
"Diem yah."
Khanza menggelengkan kepalanya, dadanya naik turun karena menangis, nafasnya sudah mulai tak beraturan.
"Za?" panggil Kenzi panik.
"S-sa-kit Zi." rintih gadis itu terbata-bata, dia memegangi dadanya bagian kiri.
"Za?"
"S-sa-kit hiks."
"Tas kamu mana?" tanya Kenzi.
"Lu-pa hiks."
Ingin sekali Kenzi mengumpat, tapi itu tidak akan pernah terjadi karena sekarang dia berada di depan Khanza.
Dengan cepat Kenzi menggendong Khanza, dia akan membawa gadis itu ke rumah sakit. Rumahnya masih sangat gelap, itu tandanya belum ada satu orang pun yang keluar dari kamar.
"Sabar Za."
"S-sa-kit Zi." mendengar rintihan kesakitan itu membuat Kenzi menatap Khanza dengan tatapan iba.
"Sabar baby."
---
Keanu berjalan ke kamar Kenzi, dia sudah sangat merindukan gadisnya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas saat dia berada di depan kamar saudara kembarnya.
"Pa- eh?" kagetnya saat melihat tak ada orang.
"ZI, BABY."
Tidak ada jawaban.
"Mungkin di wc." gumamnya.
Keanu berjalan ke arah kamar mandi, dan saat membuka pintu berwarna putih itu, dia tak menemukan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Novela JuvenilKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...