"BUNDA, AYAH SELINGKUH! RAFAEL NGGAK MAU PUNYA DUA BUNDA!"Aja menatap tajam ke arah putranya itu, kemudian dengan langkah pelan, dia mendekati Rafael dan menjewer telinga putih itu. "Siapa yang selingkuh hah?"
"Ayah," jawab Rafael dengan tatapan yang di buat polos.
"Astagfirullah!" Aja melepas jeweran kemudian mengelus dadanya sabar.
"Dia itu adik Ayah, kamu nggak denger tadi Aunty mu ngomong apa sama Khanza?" sewot Aja.
"Itu beneran yah, El kirain tadi Aunty Gabriella bercanda." gumam laki-laki itu pelan, tapi masih di dengar oleh yang lainnya.
"Jadi, aku sama Khanza sepupu gitu?" tanyanya lagi.
"Iya El!" geram Aja.
"Udah, jangan nanya lagi, kita semua capek." lanjut Aja, kemudian menarik tangan Gabriella untuk duduk di sofa.
"Tapi Yah-
"Apalagi El?" pria itu benar-benar frustasi dengan sikap putranya.
"Kenapa kami nggak pernah tau soal Bubu?" bukan Rafael yang bertanya, melainkan Keanu.
"Belum waktunya kalian mengetahui itu."
Baru saja Keanu ingin membuka suara, tiba-tiba saja ponsel Gabriella berbunyi, sepertinya ada panggilan masuk. Siapa yang menelfon wanita itu di jam 23:43 WIB?
"Siapa Teh?" tanya Aja.
"Acha." setelah mengatakan itu, Gabriella langsung mengangkat panggilan putrinya itu.
"Hai sayang?"
"Bubu hiks."
"Lho, kok nangis sih, kenapa hmm?"
"Ta-tadi Acha main sa-ma Aunty Bunga, terus, kepala Aunty Bunga ke bentur hiks." jelasnya sesenggukan.
"Sekarang Aunty Bunga-nya mana?"
"Tuh, lagi di kompres sama Uncle." gadis itu menunjukkan kamera belakangnya, di sana terlihat seorang wanita yang sedang di kompres oleh suaminya.
"Kok bisa gitu sayang?"
"Ta-tadi kita main kejar-kejaran, Aunty Bunga jadi kucing, aku yang jadi tikusnya. Aku kan lari ke bawah tangga, terus Aunty Bunga ikut ngejer, eh malah ke bentur di tembok."
"Udah, nggak usah nangis lagi, Aunty Bunga udah biasa kok kayak gitu, malahan dulu Aunty Bunga pernah ke tembak, tapi nggak mati tuh." kata Gabriella berbohong, dia hanya ingin agar putrinya berhenti menangis.
"Beneran?"
"Iya, tanya aja sama Aunty mu."
Benar saja, gadis itu langsung menanyakan hal yang tidak masuk akal kepada Bunga. "Aunty Bunga pernah ke tembak?"
"Pernah."
"Gimana rasanya, sakit nggak?"
"Nggak sih, biasa aja, cuma yah gitu, jantung Aunty dag dig deg serrr."
"Hah?"
"Udah, udah, udah, sekarang Bubu ke sana yah, kita rayain tahun baru sama-sama."
"Oke, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam,"
Tutt
Gabriella berdiri, dia ingin membersihkan diri sebelum bertemu dengan putrinya. Sebelum itu, dia menatap jam yang berada di dinding. 23:52 WIB, sebentar lagi pergantian tahun, itu tandanya, dia akan datang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Novela JuvenilKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...