"CINTA TAK MUNGKIN BERHENTI, SECEPAT SAAT AKU JATUH HATI" -KHANZA.
---
Keanu benar-benar cemas saat ini, gadisnya tiba-tiba saja tak sadarkan diri. Sudah satu jam mereka di depan UGD tetapi belum ada tanda-tanda bahwa dokter akan keluar dari ruangan itu, membuat mereka semua benar-benar khawatir.
"Dia cewek lo?" tanya Zayan.
"Dia istri gue!" balas Keanu seraya menyugar rambutnya.
"Whatt?!" Biru berteriak kaget, berbeda dengan Zayan yang hanya membulatkan matanya sempurna.
"Bercanda lo nggak lucu!"
"Gue nggak bercanda Ru!" balas Keanu, tangannya saat ini benar-benar dingin, dia sangan khawatir, semoga saja gadisnya baik-baik saja.
Hening
Tidak ada pembicaraan setelah itu, mereka semua sibuk dengan pemikiran masing-masing. Hingga pada akhirnya, pintu terbuka, menampakkan dokter yang baru saja selesai memeriksa kondisi Khanza.
"Gimana keadaan istri saya?"
Dokter itu sedikit kaget mendengar apa yang di ucapkan Keanu, tetapi dengan cepat dia berfikir positif, mungkin saja mereka di jodohkan, karena gadis yang di periksanya tadi sama sekali tidak hamil.
"Dia baik-baik saja, hanya kelelahan saja, apa dia telah melakukan perjalanan jauh?"
Keanu yang mendengar itu terdiam sejenak, gadisnya memang baru saja datang dari Malaysia. "Iya dok."
"Sebaiknya dia memperbanyak istirahatnya."
"Baik-
"Oh iya," dokter itu memotong ucapan Keanu. "Apa dia punya trauma?" tanya dokter itu.
Dokter yang menangani Khanza saat ini bukanlah dokter pribadi Khanza, karena saat ini, mereka berada di rumah sakit yang dekat dengar markas Zeroun.
"Punya."
"Saya minta, tolong hindari hal-hal yang menyebabkan traumanya kembali muncul seperti tadi."
"Baik dok."
Jujur saja, Keanu sedikit malas mendengar penjelasan dokter ini, yang dia mau hanya bertemu dengan gadisnya.
"Dia juga sudah bisa pulang jika infusnya sudah habis."
"Baik dok, terima kasih."
"Sama-sama." ucap dokter itu, kemudian pergi meninggalkan ketujuh inti Zeroun.
Keanu berjalan mendekati pintu UGD, dia ingin masuk ke dalam sana, dia ingin memeluk gadisnya, dia sudah merindukan wajah cantik istrinya.
"Jangan masuk Nu!" cegat Kenzi, laki-laki itu sangat paham jika trauma Khanza kembali kambuh. Sedangkan Keanu langsung menatap saudaranya bingung.
"Kalo lo masuk yang ada dia malah ngamuk, saat ini, dia takut sama kita!"
"Terus gue harus gimana BANGSAT?" bentak Keanu spontan. Ayolah, dia sudah merindukan istri kecilnya.
"KALO LO MASUK KE DALAM, ISTRI LO BAKALAN NGAMUK, DIA BAKALAN BENCI SAMA LO!" Kenzi menatap saudaranya tajam, kenapa laki-laki ini sangat tidak mengerti. Kenzi menghela nafas berat kemudian mengatakan sesuatu. "Gue udah telfon kak Gibran, kita tungguin aja."
Keanu menurut, yang dikatakan Kenzi ada benarnya, jika dia masuk maka kondisi gadisnya maka akan semakin memburuk, dan hanya Gibran yang dapat menenangkannya.
---
"Kenapa hmm?"
Diam, bibir mungil itu tetap tertutup, seakan tidak ingin mengatakan apapun, sementara laki-laki yang bertanya tadi hanya menghela nafas berat, sudah setengah jam mereka seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Fiksi RemajaKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...