36. *KKK*

1.8K 148 16
                                    

Beberapa tahun yang lalu, saat umur Khanza menginjak umur 14 tahun.

Seorang dokter keluar dari UGD setelah memeriksa korban tabrak lari, korban tersebut terpental jauh karena mobil truk itu melaju sangat kencang.

"Gimana keadaan temen saya dok?" ujar seorang laki-laki yang tak lain adalah Carlos.

"Dia kekurangan banyak darah, dan stok darah kami saat ini sedang habis."

"Golongan darah temen saya apa dok?"

"AB+."

"Papa?" gumam Carlos pelan, Papa-nya memiliki golongan darah yang sama seperti Khanza.

"Terus temen saya gimana?" tanya Carlos panik.

"Kita harus cepat mencarikan pendonor untuk teman kamu, karna sedikit saja terlambat, mungkin teman kamu akan meninggal."

Deg

Jantung Carlos berdetak lebih cepat dari biasanya, kemudian mengambil ponselnya di saku seragam sekolahnya.

"Halo Dad,"

"Kenapa boy?" Carlos satu-satunya keturunan dari keluarga sang Ayah, itu sebabnya banyak orang yang memanjakannya.

"Bisa ke rumah sakit nggak, Khanza kecelakaan, terus kekurangan banyak darah, kata dokter, golongan darahnya AB+."

"Apa kamu yakin?" tanya sang Daddy saat mengerti maksud putranya. Pasti Carlos ingin jika dia mendonorkan darah untuk Khanza.

"Nggak ada acara lain Dad, kata dokter, Khanza bakal meninggal kalo nggak ditolong secepatnya."

"Tapi darah biru Daddy kental sayang. Kita mafia, psikopat dan pembunuh, Daddy takut jika-"

"Semoga itu nggak terjadi Dad. Daddy ke sini, Carlos mohon, Carlos sayang sama Khanza hiks,"

"Daddy ke sana."

Tutt

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sang Daddy dan Mommy datang. Carlos yang sudah sangat Khawatir langsung mendorong sang Daddy untuk masuk ke UGD.

"Kok bisa gini?" tanya sang Mommy.

"Khanza ketabrak waktu mau nyebrang Mom."

Daddy Carlos keturunan Rusia, Italy, sedangkan sang Mommy Malaysia, Italy. Keluarga Carlos semuanya anggota mafia, dan Daddy-nya adalah ketua, warisan dari kakeknya.

---

PLAK

Khanza menoleh ke samping karena tamparan itu, benar-benar sangat sakit. Dia tahu jika wanita ini kecewa pada dirinya, tapi mau bagaimana lagi, bahkan saat ini dia sudah berusaha untuk tidak membunuh orang lagi.

Dia dan sang ibu memang sangat-sangat berbeda. Sang ibu yang alim, dan penghafal Al-Qur'an, sedangkan ia adalah seorang psikopat dan pembunuh.

"Bubu kecewa sama kamu Cha!"

"Why? Kasih Acha alasan yang jelas, kenapa Bubu kecewa?"

"Kamu ngebunuh orang Cha! Pembunuh!"

"Acha tau kalo Acha salah karna ngebunuh orang, tapi Bubu juga salah di sini! Kenapa selama belasan tahun Bubu jaga dan rawat Acha, Bubu nggak tau sifat Acha, hah?" serkas wanita itu. Kemudian tertawa sinis.

"Acha lupa, selama ini-kan Bubu cuma kerja, kerja, dan kerja. Seakan-akan kerjaan Bubu itu udah buat aku bahagia, padahal itu nggak buat aku bahagia lho Bu."

KHANZA -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang