---
Keanu masakannya yang berada di atas meja, makanan khusus yang dia buat untuk ibu hamil yang saat ini sedang mengandung anaknya. Hari ini rumah Gabriella sudah mulai ramai, acara pernikahannya besok. Dan itu membuat Khanza tak suka, dia tidak suka keramaian.
Khanza mengurung diri di dalam kamar, matanya sibuk menatap setiap huruf yang dirangkai menjadi kata di laptop dan beberapa kertas di depannya. Wanita itu menoleh saat mendengar pintu kamarnya terbuka, ternyata Keanu yang datang dengan nampang yang berisikan makanan.
Wanita itu memutuskan untuk memaafkan Keanu, demi anaknya dan juga dirinya.
"Kamu yang masak?" tanya Khanza seraya menatap makanan yang Keanu simpan di atas meja belajarnya, tepat di samping berkas-berkasnya.
"Iya, suka nggak?"
"Ini cumi yah?" tanya Khanza balik, wanita itu mengaduk-ngaduk mangkuk yang berisikan sayurnya.
"Iya."
Khanza terkekeh miris dalam hatinya, wanita itu menertawakan nasibnya yang selalu terlupakan. Apakah ini karma yang dialaminya karena dia pura-pura polos? Dan Khanza sadar jika itu adalah satu kebohongannya.
Wanita itu kemudian mengingat sesuatu, di mana saat mereka makan malam, dia melihat Mutia dengan lahap memakan cumi bersama Vanya, sang ibu.
"Aku alergi cumi kalo kamu lupa Nu! Aku bukan Mutia sama tante Vanya, ini aku, Khanza, perempuan yang alergi hewan berbulu, alergi cumi, takut darah, tapi tidak dengan kesendirian." jelas Khanza, kemudian menghela nafas berat. Wanita berumur 16 tahun itu kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
Deg
Keanu lupa akan hal itu, dia menyakiti wanitanya lagi. "Maaf Ca,"
Khanza menghela nafas kasar, kemudian mendongak menatap suaminya dengan senyum lembut. "Nggak-papa, ganti aja, aku tungguin." mungkin memaafkan sang suami adalah jalan terbaik untuk rumah tangga mereka.
Keanu mengangguk semangat. Laki-laki berbadan kekar itu kemudian berlari keluar dari kamar, jangan lupakan semangkuk cumi yang dia bawa.
Setelah Keanu keluar dari kamarnya, Khanza yang kepo dengan telur dadar buatan suaminya langsung mengambil sendok.
"Asin banget." gumamnya pelan, kemudian mengambil tisu yang berada di sampingnya dan memuntahkan telur itu.
"Makanan datang!"
Khanza menatap suaminya yang datang dengan raut wajah yang bahagia, wanita itu tersenyum saat melihat sayur itu. "Siapa yang buat?"
"Bubu."
"Suapin yah," pinta Khanza manja.
"Siap tuan putri."
Khanza mulai membuka mulutnya saat Keanu menyuapkan sesuap nasi dan juga telur. Wanita itu mengunyanya dengan pelan, jika boleh jujur, ini sangat-sangat asin, walaupun sudah di campur dengan nasi.
Baik Keanu maupun Khanza tak ada yang membuka suara, Keanu yang tidak ingin menggangguk pekerjaan Khanza, dan Khanza yang sangat teliti dalam mengerjakan semua yang ada di depannya.
"Aku udah kenyang Nu." katanya seraya mengambil air putih yang sudah di siapkan oleh Keanu.
"Yaudah, aku yang makan yah." Khanza langsung menoleh saat mendengar ucapan Keanu, kemudian tersenyum geli, dia tidak sabar melihat raut wajah Keanu yang keasinan.
Sisa makanan Khanza tidak terlalu banyak, mungkin tersisa tiga atau dua suap lagi.
Huek
Keanu memuntahkan makanannya di atas piring bekas makan istrinya, kemudian menatap Khanza dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kenapa di makan hmm? Ini asin banget sayang." katanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Novela JuvenilKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...