Trauma itu menyakitkan ku! -Khanza
Malam ini, setelah makan malam bersama, mereka semua langsung melakukan aktivitas masing-masing. Di ruang keluarga hanya ada Rajandra (Aja), Venus, Arka, Vanya, Rajendra (Aje), Nindya, Eros, Wulan, Althar, Maliqa, Althea, dan Kavin. Para orang tua itu sedang berbincang-bincang dengan oma Rere, opa Rey, oma Rain, opa Antariksa, opa Agam, dan oma Hasya.
Sedangkan para anak-anaknya sedang berada di taman depan, mereka ingin membuat acara, mengingat malam ini adalah malam tahun baru.
Sementara itu, di taman belakang Mutia duduk di pinggir kolam berenang dengan kaki yang dicelupkan di air dingin itu. Sudah beberapa hari mereka semua bermalam di mansion oma Rere.
Gadis itu menatap sekeliling, kemudian matanya tak sengaja menatap Khanza yang sedang berjalan ke arahnya, membuat senyum miring tercetak di bibirnya.
Byurr
"Tolong."
Khanza yang melihat itu langsung berlari ke arah Mutia. Kenapa gadis itu menyeburkan dirinya di dalam kolam dan berteriak minta tolong?
"Kamu ngapain?" tanya Khanza polos.
"To-tolong gu-gue."
"Hah?" Khanza tak mengerti apa yang di ucapkan Mutia. Gadis itu memutuskan untuk berjongkok di depan kolam agar dapat menarik tangan Mutia.
"KA-MU MAU BU-NUH AKU HAH? TO-LONG!" sudah di pastikan gadis itu sengaja, karena dia melihat semua keluarganya berlari ke arah mereka.
Gadis polos itu tersentak karena mendengar teriakan Mutia, membuat dirinya mundur beberapa langkah. Kemudian menoleh ke belakang karena mendengar suara teriakan khawatir.
Plakk
"Kamu apain anak saya hah?"
Gadis itu merasakan perih di pipi bagian kirinya karena tamparan dari ibu Mutia, kemudian matanya tak sengaja menatap Keanu yang menolong Mutia.
"Caca nggak lakuin apapun." lirih gadis itu.
Wanita itu berdecak kesal, kemudian mendekati putrinya yang saat ini sedang memeluk Keanu. "Kok bisa gini sayang?"
"Ta-tadi Khanza dorong aku ke kolam berenang Mah," ucapnya berbohong, membuat Khanza membulatkan matanya sempurna.
"Bohong! Caca nggak lakuin itu!"
"CACA!" bentak Keanu.
Khanza menggelengkan kepalanya tak percaya, kenapa suaminya membentaknya di depan banyak orang?
"Jangan bentak anak saya" Gabriella yang baru saja datang dari kamar langsung berucap dengan nada dingin.
Gabriella berdiri tepat di depan ibu Mutia (Vanya). Tatapan tajamnya ia layangkan pada wanita itu. "Asal kamu tau, saya menjadikan putri saya sebagai ratu di hidup saya. Belasan tahun saya mengurusnya, saya tidak pernah sekalipun membentaknya ataupun berdecak di depannya, sedangkan anda? Anda dengan mudahnya bertingkah seperti di depan putri saya? Ck, memangnya anda siapa?" wanita itu berucap seraya menunjuk Vanya dengan jari telunjuk.
"Satu lagi Vanya, saya tidak pernah mengajarkan putri saya untuk berbohong."
"Dan kamu," Gabriella beralih menatap Mutia yang saat ini masih berada di pelukan Keanu. Menantunya.
"Kamu harusnya bersyukur, kamu tumbuh dengan kasih sayang dari tiga keluarga besar, sedangkan putri saya?" Gabriella mengatakan itu dengan nada yang lemah tetapi tajam.
"Putri saya tumbuh hanya dengan kasih sayang seorang kakak. Kamu pasti ingin bertanya, di mana kasih sayang saya dan mantan suami saya? Hah?" seperti emosinya wanita itu mulai terpancing dengan suasana seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Fiksi RemajaKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...