"Setidaknya, keputusan yang kamu ambil saat itu, tidak akan membuatmu menyesal." Khanza.
---
07:13 WIB
Dring
Dring
Dring
Bunyi ponsel yang berada di atas nakas berhasil membuat sepasang suami istri terbangun. Keduanya saling membelakangi. Sang istri yang merasa ponselnya berdering dengan pelan mengambilnya.
Carlos
Nama yang tertera di layar ponsel itu. Pasti laki-laki itu sudah menunggu Khanza, itu sebabnya Carlos menghubunginya.
"Halo."
"..."
"Lagi nggak enak badan, meetingnya bisa di rumah aja nggak?"
"..."
"Oke, assalamualaikum."
"..."
Tutt
Setelah menyimpan ponselnya di atas nakas, gadis itu dapat merasakan jika sekarang suaminya sudah berada di kamar mandi. Khanza menutup dirinya menggunakan selimut putih itu. Tak ada yang terlihat, dia benar-benar marah pada Keanu, walaupun dia gadis polos, dia tetap saja mengerti apa yang diucapkan suaminya semalam.
Gadis itu dapat mendengar suara pintu terbuka setelah sepuluh menit terjadi keheningan. Dia yakin, itu suaminya.
"Lo gak sekolah?"
Lo-gue?
Khanza tersenyum miris di balik selimut yang membungkusi dirinya, suami benar-benar berubah, entah apa penyebabnya?
"Nggak, ini masih sakit." ucap Khanza jujur.
"Apanya yang sakit, bukannya lo udah nggak perawan waktu gue tidurin?"
Khanza diam, dia tak ingin membalas hinaan itu. Hatinya benar-benar sakit.
Cklek
Brakkk
Khanza mengeratkan tangannya pada selimut tebal yang membungkus tubuhnya, dia takut dan juga terkejut.
Setelah merasa dirinya baik-baik saja, gadis itu kemudian membungkus dirinya dengan selimut itu dan dengan tertatih dia berjalan ke kamar mandi.
Selama 40 menit lamanya di kamar mandi, Khanza terus mendengar deringan ponselnya yang terus berbunyi di luar sana, gadis itu yakin, jika yang menelfonya adalah Carlos.
---
"Sorry, lama?" kata Khanza saat melihat Carlos duduk di sofa ruang tamu.
"Banget Za, gue nungguin lo sampe lumutan njir." kesalnya.
"Ya sorry, gue tuh lagi nggak enak badan."
"Iya-iya, percaya."
Khanza berjalan tertatih ke arah Carlos, kemudian duduk tepat di samping laki-laki itu.
"Jalan lo jelek." cibir Carlos.
"Gue udah bukan gadis lagi." katanya pelan, membuat Carlos membulatkan matanya kaget.
"Suami lo udah-
"Iya."
"Rasanya gimana Za?" tanya Carlos kepo.
"Ck, nggak usah bahas gituan, meningan kita lanjutin meetingnya, gue masih ngantuk nih."
"Iya-iya, lagian, lo mainnya nggak inget waktu sih." cibir Carlos seraya mengeluarkan beberapa berkas dari tasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KHANZA -END-
Teen FictionKebahagiaan Menuju Kematian. Khanza Albbiyanca A. Gadis cantik yang menyandang marga A, tapi sayangnya dia tidak mengetahui apa itu kata A. Hidup dengan kemewahan, kebahagiaan dan kasih sayang tidak akan bertahan sampai akhir. Sama halnya seperti ya...