64. yang lahiran

447 95 45
                                    

💙💚💛

Jam menunjukkan pukul 16.55 Safa lagi gabut dan mencoba membuat kue untuk dimakan sebagai Snack sore. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari tektok dan Googling akhirnya Safa sudah mengumpulkan bahan-bahan sederhana didepannya setelah pergi belanja di IndoApril depan gang.

Rumah sedang sepi. Candra katanya pulang telat karena ada persiapan BIMP-EAGA di provinsi mereka bersama dengan KAI. Sekar masih kerja dan Juli lagi shift siang.

Mina beserta kedua orangtuanya sedang keluar kota selama seminggu. Berhubung mereka lagi disini sekalian saja mengunjungi keluarga yang masih satu pulau dengan Safa.

Sean keluar dari kamar mandi dalam sambil melilitkan handuk di perutnya.
"KYAAAA!"

Mereka berdua saling meneriaki satu sama lain. Sean kaget karena sebelumnya rumah sepi sedangkan Safa kaget sejak kapan ada orang di kamar mandi.

"Ngagetin aja lu!" Marah Sean.

"Elu tuh yah ngagetin!" Omel Safa tak kalah garang.

Sean langsung nutupin dadanya malu. Dia ingat kemarin Candra sempat kesel gegara Safa suka ngeliatin aset para anak kost kalo lagi main futsal.

"Dih! Ngapa lu? Sorry yah. Punya laki gue lebih menggoda!" Safa langsung memasang muka sensi sambil masang apron di dadanya.

"Iya sapa tau lu khilaf." Sean memberi alasan.

"Makasih, udah kenyang gue. Nih perut gue udah gede." Tunjuk Safa pada perutnya yang emang makin gede dari hari ke hari.

"Ada-ada aja lu! Dah lah gue ganti dulu." Sean pun meninggalkan Safa di dapur dan langsung masuk ke kamarnya.

Sean lagi ngelamun habis baca laporan. Misinya kali ini agak seret. Sebagian dana belum turun dan beberapa anak buah juga sedang ijin cuti padahal kemarin merupakan kemajuan besar. Ia berfikir jika mereka tidak bergerak cepat bisa-bisa mereka keduluan atau bahkan ketahuan oleh target.

Sedang sibuk dengan pikirannya, Sean pun mendengar Safa mengetuk pintu seperti orang kesetanan.

Dok dok dok dok dok

"Yan! Yanto!" Suara Safa membuat kaget. Padahal Sean masih bercelana dan belum menemukan atasan.

"Iya?"

"Lahiran!" Teriak Safa langsung membuat Sean kaget.

"Hah?" Teriak Sean langsung lompat dari ranjangnya dan mencari baju.

Mendengar kata lahiran otaknya sudah panik duluan. Sean pun mengganti celana panjang dan juga memakai kaus tak lupa mencari jaketnya.

Dengan segera ia pun memberi pesan di grup rumah.

SAFA LAHIRAN! ✓✓

Sean pun mengambil kunci mobil kemudian keluar kamar. Namun kosong tak ada siapapun di sana.

"Safa! Safa!"

Panggilannya tidak dijawab oleh siapapun.

"Mana sih ini bini orang! Apa gue ganti baju kelamaan yah." Kaki Sean masih sibuk berjalan sambil membuka kamar di rumah satu persatu.

"Atau bayinya udah keluar?" Makin cepat Sean menggeledah rumah namun kosong. Akhirnya dia pun keluar rumah dan mendapati Safa lagi bantu Sena jalan sambil nyebrang. Dibelakang ada Doy yang bawa banyak tas.

Seketika ia baru sadar kalau selain Safa, Sena juga tengah hamil bahkan lebih besar.

"Ayo masukin mobil!" Perintah Sean yang memarkir mobilnya di samping rumah.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang