70. yang overthinking

445 91 58
                                    

💚💙💛

Perjalanan 6 sekawan itu berakhir di pukul 4. Mereka semua pulang setelah hampir seharian menghabiskan waktunya di Dunialaut.

Sekar terlelap di kursi belakang bersama Juli yang kini juga tertidur. Candra sedang mengelus kepala Safa yang sedang tiduran di pahanya. Sedangkan Sean sedang mengemudi di temani oleh KAI disampingnya.

Mereka sepakat untuk gantian mengemudi selama perjalanan yang memakan waktu sejam lebih jika tidak macet.

Melihat para wanita-wanita di mobil itu tengah tidur Sean mengawali pembicaraan yang sebenarnya sudah ingin ia diskusikan dari sebulan lalu.

"Kalian ingat ga sih perjanjian kita waktu nempatin rumah Bokap Candra?" Tanya Sean membuat KAI yang tengah sibuk liat Ril di Insafgan itu mengingat-ingat.

(*Kalo lupa baca Chapter 2*)

"Soal kalian bakal tinggal sampai akhir tahun?" Tanya Candra membuat KAI ingat. Hampir saja mereka lupa akan hal ini.

"Nah itu." Sean menginjak break perlahan untuk berhenti di lampu merah.

"Lah iya yah. Berarti tinggal 2 bulan itu?" KAI menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian berfikir lagi.

"Lu udah dapat tempat tinggal?" Tanya KAI pada Sean di sampingnya.

"Gue bakal pulang sih palingan. Nyokap minta gue pulang sebelum akhir tahun. Mas Dimas mau nikah." Ujar Sean masih memperhatikan angka di lampu merah.

"Masih ada dua bulan ini, kenapa buru-buru?" Candra menanggapi perkataan Sean.

"Ya ga apa, mana tau kalian pada lupa. Lu katanya mau ngawinin Sekar? Jadi emangnya?" Tambah Sean lagi kini mulai menjalankan mobil keluarga itu.

"Jadilah, tapi namanya musti ada persiapan. Gue masih nabung buat bikin acaranya." Ujar KAI kini melihat layar ponselnya yang sudah dihiasi oleh Selfie dirinya dan Sekar.

"Ribet banget tinggal nikah ke KUA doang." Balas Sean setelah melihat kelakuan KAI yang senyum-senyum sendiri.

"Ya ga gitu juga, egek. Walaupun gue slengean ya nikah gue yang bagus lah. Masa gue mau nikahin anak orang seenaknya?" Mendengar KAI berbicara seperti itu Candra melihat ke bawah. Ke arah istrinya yang masih lelap tertidur walaupun suara KAI udah ngajak tubir.

"Gada yang salah sih kalo KUA, yang penting kan sah." Balas Sean.

"Ga lah. Gue maunya itu jadi kenangan terindah buat Sekar." Kembali KAI memberikan argumentasi.

"Minta bokap lu aja?" Tambah Sean membuat darah di otak KAI ingin mendidih.

"Ga yah. Gue masih bisa cari uang sendiri. Ga butuh gue uang si Zulkifli itu." Suara KAI yang lebih besar dari sebelumnya membuat Candra mendesis ingin mereka diam. "Shuuuuuut!"

"Wesh! Santai boss! Jan ngegas, itu tugas gue." Sean kini memasuki area pom bensin yang cukup sepi.

"Lagian kalo gue mintain jatah sawah buat nikah bisa di omongin satu dusun gue." Cicit KAI kini memberikan alasan yang sebenernya.

Baik Candra dan Sean hanya diam menanggapi perkataan KAI kali ini.

"Isi full yah kak!"

"Baik! Kita mulai dari Nol, yah?"

💙

Candra kini kepikiran tentang banyak hal. Setelah perbincangan mengenai lama tinggal teman-temannya itu hingga perbedaan pandangan soal pernikahan membuatnya kini berfikir soal pernikahannya dan Safa yang cukup spontan.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang