80. yang cabut

530 85 125
                                    

💛💙💚

Sean menarik tangan Juli untuk masuk ke dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean menarik tangan Juli untuk masuk ke dalam kamarnya. Agak aneh memang untuk berada di ruangan ini lagi mengingat terakhir kali kejadian yang ada disini membuat mereka canggung.

Juli masih memegang perutnya. Dia masih lapar. Jika tau begini ia akan mengiyakan tawaran makan bersama calon trainee oleh karyawan Le Plaza yang tadi mewawancarainya.

Juli tidak memegang hapenya. Dia jadi bosan sendiri duduk di lemari berbentuk tangga milik Sean.

"Gue cuman punya gabin ini." Tawar Sean pada Juli.

Biskuit tanpa merek itu terlihat biasa saja dan tidak menggugah selera sama sekali.

Kruuuuk

Tapi perut Juli yang kelaparan juga perlu diisi. Juli pun membuka bungkus bening itu dan mengigit ujungnya.

"Anjir! Ini gabin apa bata? Keras amat!" Omel Juli karena memang itu biskuit padat kaya protein yang biasa dimakan saat keadaan genting atau perang.

"Keras yah? Ini di giniin coba!" Kini Sean menarik kursinya mendekati Juli. Ia mengambil botol air mineral di dekat tangga, membukanya, mengisi plastik biskuit itu dengan air dan mengembalikannya ke Juli.

"Rasanya kek biskuit kedelai sih bukan gabin." Komen Juli saat berhasil makan setengah biji biskuit itu.

"Lumayan lah untuk sekarang." Balas Sean kini mengambil satu ransum yang sebenarnya masih cukup keras walaupun sudah di rendam air putih.

"Lu dapat ransum dari mana?" Tanya Juli membuat Sean kaget.

"Tau ini ransum darimana?"

"Bapak gue polisi, Yanto! Ya pasti gue pernah makan." Juli kembali mengigit ransum yang agak lebih lembek setelah di celup lagi ke dalam plastik ber air itu.

"Ini dari temen gue." Jawab Sean lagi lalu memasukkan ransum nya ke mulut sekaligus.

"Ga ada ransum makanan kalengnya?" Tanya Juli lagi karena jika dipaksa sepertinya dia akan enek dan muntah. Rasanya terlalu hambar.

"Ga ada gue kebagian biskuit doang. Kan yang polisi temen gue." Jelas Sean.

"Hmmm." Juli malas menanggapi dan dia masih lapar. Sean hanya diam sambil menghabiskan biskuit berisi 6 itu. Karena sudah terlanjur basah dan dia memang tengah lapar tapi pertikaian diluar masih berlanjut.

"Kita kek beneran lagi survive pas perang tau ga?" Ujar Juli sambil bertopang dagu menonton Sean yang sedang berusaha menghabiskan sisa biskuit padat.

"Bedanya ini perang rumah tangga."

Sean berniat bercanda namun senyuman Juli berganti dengan ekspresi sedih.

"Makannya gue masih agak takut nikah."

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang