59. Yang jadi bini

617 98 144
                                    

"Aku tuh sayang banget sama kalian!" Peluk Sekar semakin erat sambil mengatakan hal itu pada KAI.

Pengaruh anastesi tidak jauh berbeda dengan mabuk. Intinya Sekar sedang tidak sadar kini.

"Kar! Jan keras-keras suaranya." KAI sedikit malu dan ingin meredam degup jantung yang kini sudah diskoan.

Selain itu ia juga khawatir jika kapas Sekar lepas dan gusinya berdarah.

Sejak perjalanan dimulai Sekar selalu mengatakan dia begitu bersyukur sudah bisa mengenal orang-orang baik seperti mereka.

Bahkan dia membandingkan kelebihan mereka berlima dan kini membuat chart.

"Tapi dari kalian semua. Aku paling sayang sama kamu!" Tambah Sekar. KAI udah nahan senyum dari tadi sekarang makin salting.

"Aku tuh pengen banget jadi ibu. Soalnya biar bisa jagain anak-anak aku, biar mereka gak kayak aku. Yang ga punya ibu."

Sekar terus saja berbicara dan KAI cuman mendengarkan. Ia berjalan pelan agar mereka bisa lebih lama sampai di  rumah. Jarang sekali mereka menikmati waktu seperti ini.

"Apalagi punya ayah kayak kamu." KAI benar-benar menikmati curahan hati Sekar yang membuatnya tak berhenti senyum.

"Bukannya kemarin kamu nolak aku?" Tanya KAI karena beberapa kali KAI ingin meresmikan hubungan mereka menjadi pacaran, tapi yang namanya Sekar gadis polos yang apa-apa nanya Juli. Tentu saja Juli meminta Sekar jangan mau kalo cuman jadi pacar.

"Aku ngga nolak. Kamu aja yang suka marah-marah ga jelas." Tambah Juli mengingatkan.

Walaupun mabuk dia masih bisa menanggapi KAI.

Sebenernya KAI sengaja membuat Sekar terus berbicara agar ia tidak tidur, karena kalau dia tertidur bisa-bisa tubuhnya oleng dan jatuh dari motor.

"Tapi abis itu kita baikan lagi kan?" KAI kembali membuat Sekar membuka mata karena tadi hampir teler.

"Iya makannya aku sayang sama kamu. Kamu suka minta maaf duluan." Sekar mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di jaket KAI.

"Tapi sayang!" Kembali Sekar bersuara dari belakang.

"Sayang, kenapa?"

"Ciee aku dipanggil sayang."

Ya Allah Gusti berilah hamba rejeki yang banyak biar bisa halal. Gakuat banget kalo musti lama-lama kek gini Ama cewe kek Sekar!

"Hahahaha. Astaga kok kamu gemesin gini sih kalo lagi mabok!" Padahal tadi KAI yang melarang Sekar berteriak tapi malah kini ia yang melakukannya.

"Hmm. Aku ga suka mabok. Soalnya aku dulu hampir dipaksa kawin sama tukang mabok." Suara pelan Sekar membuat KAI kaget. Pertama kalinya KAI mendengar hal ini dari Sekar.

"Hah siapa yang maksa kamu kawin?" Tanya KAI pelan sejujurnya ini pertama kalinya ia mengulik masa lalu Sekar sebelum datang ke rumah Candra.

"Ada tuh bibi aku dari luar kota, gara-gara aku ga nikah-nikah malah mau dinikahi sama Juragan Kipli."

Ckiiiit

Suara ban motor KAI yang bergesekan dengan aspal jalanan membuat kedua tubuh mereka terdorong kedepan.

"KAI!"

Seketika lamunan KAI buyar tentang semalam.

"Ihh ngelamun jorok lu yah?" Tanya Gusti membuat KAI geleng-geleng heran.

"Kenapa sih hidup lu keknya susah banget kalo ngga gangguin gue!" KAI memberi tatapan sengit sambil kembali melihat beberapa data yang harus ia input.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang