💚💙💛
Sekar kini sedang membersihkan karpet ruang tengah dengan vakum sedangkan KAI sedang mencuci piring di dapur. Piket hari ini sebenarnya Sekar dan Sean tetapi karena Sean lagi ada kerjaan mendadak dan kebetulan KAI punya misi permintaan maaf akhirnya dia minta ganti shift-nya dengan Sean.
"Hmm. Sekar!" Panggil KAI setelah selesai dengan cucian piring itu.
"Hmm?" Jawab Sekar sekenanya. Kini gadis itu mengeluarkan cucian bersih dari mesin cuci.
"Dijawab dong. Iya Mas KAI." KAI duduk di kursi meja makan, sambil ngeliatin Sekar yang masih sibuk didepan mesin cuci.
"Kenapa lagi?" Wajah malas Sekar membuat KAI agak tidak percaya diri untuk mendekat. Padahal sebelumnya KAI sudah ingin beranjak dari kursinya, kini kembali duduk manis.
"Dih galak amat, hati-hati loh." KAI mencoba mencairkan suasana pagi yang memang sedang cerah-cerahnya.
"Hati-hati kenapa? Mau bilang ntar aku ga laku? Iya?" Mata kecil Sekar semakin kecil karena kini menatap jengkel pada KAI.
"Ga, kok! Kan udah laku. Sama aku?" Ujar KAI cengengesan tapi tak ditanggapi dengan baik oleh Sekar.
"Jadi soal pernikahan kita." Kini KAI mulai membawa ke inti pembicaraan mereka namun hal tak terduga terjadi.
Sekar malah nyelonong masuk ke kamarnya. Meninggalkan cucian yang siap jemur itu. Padahal Juli selalu marah jika ada cucian bersih di dapur. Hal ini karena akan berbau masakan jika tidak segera dijemur.
"Dicuekin."
Melihat cucian berisi kain gorden dan taplak meja itu, KAI pun langsung membawanya keluar dan menjemur mumpung masih pagi. Apalagi ada lagu favoritnya di putar oleh tetangga belakang rumah mereka.
💚
Suara dari kegiatan para tetangga begitu nyaring membuat kegiatan tidur Juli terganggu. Biasanya tidak akan seperti ini. Apa jendela kamarnya terbuka sampai-sampai suara-suara itu bisa masuk.
"Aaakh!" Omel Juli mencari selimut tebal yang biasa selalu jatuh dari ranjangnya.
Dengan mata terpejam Juli mencoba meraih apapun itu yang bisa menutupi telinganya.
Kesal tak menemukan selimut apapun, kini Juli mengerjapkan matanya beberapa kali. Mencoba menebak penampakan langit-langit yang familiar. Tangannya mencoba menggapai langit-langit berwarna gelap itu karena masih belum mengingat milik siapa.
Langit-langit itu begitu dekat tak seperti langit-langit pada umumnya yang biasa ia lihat. Apa dia sangat jauh berada di atas kini. Atau mungkin dia tengah melayang?
Tangannya turun lalu mencoba meraba ke samping dan mencari sesuatu namun tak menemukan apapun. Tempat tidur itu diisi oleh selimut ringan yang meringsut di tangga juga beberapa bantal.
Kepalanya pening saat membalikkan badan, membuat badannya reflek ingin bangun.
Kembali suara mesin gerinda tengah memotong keramik itu menyadarkan kekesalan Juli sebelumnya.
"Ngapa ini kamar jadi ramenya kebangetan sih?"
Pemandangan ruangan gelap kini jelas, membuat dirinya mengingat seseorang. Sean? Yanto? Atau Dika. Entah yang mana satu namanya. Yang Juli tau pria itu adalah teman kakaknya yang juga tinggal dengannya. Badannya keluar dari area matras dan bergerak menuju tangga kemudian melipat selimut yang berantakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKY
Humor№1 Okt 18th on #seulkai Des 7th on #kaiseul ---- Bagaimana kehidupan Candra dan Safa setelah 4 kawannya mengetahui rahasia mereka? ---- Bagaimana kelanjutan kisah Sekar dan KAI yang saling menahan perasaan satu sama lain? ---- Bagaimana cara Sean...