74. yang punya kenangan

402 80 28
                                    

💛💙💚

KAI sedang galau. Setelah pertengkaran dirinya dan Sekar keadaan rumah benar-benar dingin. Bahkan Sekar memilih untuk mengurung diri dikamar.

Mungkin tak akan seperti ini jika ia menyetujui pilihan Sekar untuk terus memohon ke Surya.

Bukannya gegabah untuk mengancam Sekar membawanya pulang ke kampung halamannya. Hingga pertengkaran itu pecah siang tadi dan disaksikan oleh Safa dan Juli.

Tidak biasanya KAI menatap langit sambil ngerokok. Padahal dia sudah berjanji tak akan menyentuh benda adiktif penyebab kematian itu. Tapi ia butuh pengecualian kali ini.

Candra yang sudah mendengar hal yang terjadi siang tadi pun membawa dua cangkir teh buatan Safa dan membawanya ke KAI.

Saat melihat kehadiran Candra, KAI pun menggeser tempat duduknya. Memberi tempat untuk yang lebih tua.

"Lu ga apa?" Tanya Candra mengambil tempat di samping KAI.

"Bohong kali gue bilang baik-baik aja." Kata KAI saat menghisap putung rokok kesekiannya malam itu.

Sean dan Juli masuk melalui pagar setelah menutup cape mobil yang di parkir di samping rumah.

Juli berjalan masuk namun Sean berhenti di depan Candra dan KAI.

Melihat keduanya sedang serius ia pun mengambil kursi di dekat ayunan dan langsung duduk di depan keduanya.

"Cerita deh. Mana tau lu bisa lebih tenang." Candra berkata sambil meletakkan lengannya di senderan bangku taman dan melihat KAI yang menatap lurus ke langit.

"Gue juga mau denger dong." KAI memasang wajah malas, tapi sepertinya dia harus berbagi hal ini agar tidak kepikiran terus-menerus.

Kai pun mulai bercerita soal rencananya setelah keluar dari rumah ini. Namun sepertinya dia butuh lebih dari sekedar tekat dan keberanian untuk menyelenggarakan pernikahan.

Dia dan Sekar pun berencana untuk menemui saudara Sekar satu-satunya yang tidak berasal dari kampung. Tapi sepertinya akan sulit karena orang tersebut pun sepertinya tidak ingin ikut campur pada urusan adiknya itu.

KAI pun ingin mengajak Sekar pulang dan meminta ijin pada pamannya. Tapi Sekar terus saja menolak. Tapi KAI sudah memberikan alasan jika tak mungkin paman Sekar menikahkannya jika ia memiliki KAI.

Kisah terus berlanjut hingga pertengkaran di depan Juli dan Safa. Mendengar KAI yang sudah selesai bercerita kini Candra mulai memberikan wejangannya.

"Ada baiknya elu memberi contoh sebelum minta Sekar ngelakuin hal yang keknya elu aja sulit untuk lakukan."

KAI terdiam mendengar hal itu ia ingin mendengar lebih lagi.

"Benar kata Candra. Lu sendiri ga berani nemuin orang tua lu. Tapi elu maksain Sekar untuk pulang. Apa lu ga egois kalo kek gitu?" Tambah Sean.

"Iya. Kalian berdua sama-sama ga mau pulang kan. Tapi menurut gue kemanapun kalian, sejauh apapun kalian pergi, pasti ujung-ujungnya cuman keluarga tempat kalian kembali." Candra berujar sambil mengingat-ingat suatu kisah yang sepertinya tidak akan pernah ia lupakan.

Mendengar hal itu kini Sean dan KAI terdiam. Sean sudah melipat tangannya didepan dada sambil menaikkan satu kakinya untuk dipangkuan atas lutut.

KAI sendiri meniru posisi Candra kini sambil menyeruput sedikit teh yang dibawakan oleh Candra.

🐒🐒🐒

Dulu waktu gue SMA. Gue pernah tawuran sama temen gue rame-rame. Terus ketangkep polisi semua tuh 40 orang masuk Polsek Barat. Habis itu kita semua diskorsing pihak sekolah 1 Minggu.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang