54. yang dapat kabar

561 102 151
                                    

🐥🍊🥝🐻🍍🐵

Sekar berniat menuangkan sup ke piringnya. Melihat hal itu, Safa pun menahan tangan Sekar. Tangan milik gadis itu dituntun untuk menuangkan sup ke mangkuk didekat piringnya.

"Pakai ini ya kar" Safa berujar dan Sekar mengangguk beberapa kali.

Untuk pertama kalinya mereka makan di restoran mewah seperti ini. Walaupun tempat kerja Juli yang dulu terbilang mewah, gadis itu tidak pernah sekalipun mengizinkan mereka untuk pergi makan di sana.

"Kita makan ini doang?" Tanya Sekar polos.

"Ga. Ini makanan pembuka. Nanti ada lagi, tunggu aja." Ujar Safa menjelaskan.

Sejujurnya dia sangat menyukai momen seperti ini. Dirinya ingat sewaktu neneknya masih ada, ia sempat beberapa kali di ajak makan full meal course sepeti ini dengan keluarga lengkap.

"Jul, disini ga ada nasi?" Tanya KAI pada Juli yang kini sedang menikmati saladnya.

"Udah makan aja yang ada." Juli menjawab pelan membuat KAI mendekat karena tidak mendengar.

"Hah?" Gadis itu mendorong kepala KAI perlahan.

"Makan aja yang ada di depan Lo!" Juli agak nge-gas kini karena tadi KAI membentur hidungnya.

Hingga puding sebagai hidangan penutup disediakan mereka semua tidak banyak bicara.

"Kok beda yah?" Tanya Safa tiba-tiba.

"Beda apanya sayang?" Tanya Candra membuat pandangan Safa beralih ke kanan setelah memandangi piring didepannya.

"Kok aku ngga puas!" Bibir Safa mengerucut.

Melihat Safa seperti itu Sean pun berdiri dari kursinya. "Gue ke toilet bentar." Dirinya paham situasi.

Setelah mempelajari etiket Sena dan Safa, pria tinggi itu sudah mengira Safa akan minta yang aneh-aneh lagi dan kini ia lebih baik menghindar.

"Ayolah. Bagaimanapun ini bagus untuk karir aku." Sebuah suara tidak asing terdengar oleh telinga Sean.

"Tapi kalau segitu aku ngga bisa Mas. Mungkin nunggu-."

"Hayok! Ngapain?" Sebuah tangan menepuk bahu kiri Sean membuatnya berbalik.

"Shhut!" Sean memberikan isyarat untuk Juli diam.

"Ya terserah kamu sih." Suara Surya kini terdengar lagi membuat Juli ikut menguping disamping Sean.

"Mas, jangan gitu dong. Baru ini kita baikan. Masa berantem lagi gara-gara uang?" Kini suara Susan terdengar putus asa.

"Jadi maksud kamu, aku morotin kamu?" Bentakan itu terdengar jelas dan tertahan, mungkin karena ini di restoran.

"Ga gitu mas. Kok ngomongin itu lagi. Aku bakal usahakan tapi ga sekarang yah." Susan berusaha menahan suaranya agar tidak lebih tinggi dari Surya.

Sean narik Juli menjauh dai meja didekat Toilet itu. Mereka masuk ke ruang pembatas antara toilet perempuan dan laki-laki.

"Liat tuh kelakuan Surya lu." Sindir Sean narik nafas panjang dan mulai bertanya lagi.

"Lu pernah nerima apa aja dari dia?" Sean kini menyilang kan tangannya didepan dada dan menatap Juli lurus. Dirinya bak bapak-bapak yang lagi nge-hakim-in anaknya.

"Hah?" Juli kini berusaha mengingat selama pergi dengan Surya apa saja yang pernah pria itu belikan.

"Hmm, gue pernah di traktir Mie Ayam, terus Cilor, hmm makan di cafe sama coffee shop. Oh iya sama vitamin-." Belum selesai menjawab Sean sudah menimpalinya.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang