66. yang ngemong bayi

445 94 43
                                    

💛💙💚

Sean lagi ngeliatin makhluk mungil yang lagi berbaring di box bayi rumah sakit. Dua jam lalu adiknya baru saja berjuang hidup-mati demi insan yang baru berumur kurang dari sehari yang mereka panggil.

"Bumi?" Timang Juli pada bayi laki-laki yang kini sudah berpindah ke pelukan Juli.

"Kita nyusu dulu yah sayang." Juli berkata sambil menepuk sayang tubuh bumi diperlukan.

Bumi pun berpindah pada Sena dan langsung diberi susu. Juli masih saja excited sambil melihat Bumi dengan tangan yang memiliki jari-jari mungil mengangkat ke udara.

Juli pun memberi jari telunjuk kirinya dan langsung digenggam Bumi.
"Allahumma sholli ala Muhammad" Juli bersalawat sambil menemani Sena dan juga Bumi.

Bahkan hingga Bumi kini kembali terlelap Juli lah yang meletakkan kembali bayi laki-laki itu ke box bayi dan mendekatkannya dengan ranjang Sena.

"Makasih yah mas, mba. Makasih juga buat mba Safa tadi sudah bantuin saya urus administrasi." Ujar Doy yang baru bisa duduk karena dari tadi sibuk bolak-balik buat ngurusin plasenta Bumi.

Untung ada Malih dan Hendra yang siap nyariin kendi dan merangkai bohlam dan kabel malam-malam begini.

Kedua anak kost itu bahkan sudah pulang dan menguburkan kendi itu di halaman rumah Candra sesuai instruksi Juli dan tentunya izin Candra.

"Mba sama Mas istirahat aja."

"Oke." Sean sudah berdiri tapi Juli masih ngeliatin Bumi.

"Masih mau di sini." Rengek Juli tak ingin meninggalkan ruangan itu.

"Bumi ngga kemana-mana kok paling besok pulang." Sean meyakinkan sambil membereskan barang-barang yang ia bawa dan menggunakan jaketnya.

"Iya deh, bye-bye BumBum." Pamit Juli pada yang yang bahkan belum bisa menanggapi.

Mereka pun keluar dari ruang rawat inap itu sambil merenggangkan otot mereka masing-masing. Pandangan mereka bertemu saat keduanya mengangkat tangan tinggi-tinggi dan tertawa setelah itu.

"Hehehe, sok kuat lu mau nemenin Bumi. Udah jompo gitu." Ledek Sean dan Juli yang emang udah capek mendebatkan hal sepele cuman bisa menjawab, "Biarin."

Kruyuk

Bunyi perut Sean membuat Juli menahan tawa pasalnya mereka memang belum makan apapun saat di ruang tunggu kecuali sebotol kopi instan dan wafer.

"MCd skuy!" Ajak Juli. Membuat muka Sean menampakkan ekspresi heran.

"Tumben. Bukannya biasa lu ngelarang kita makan di sana?" Mendengar hal itu Juli cuman memajukan bibirnya terlihat berfikir.

"Ya, iya juga sih. Tapi cuman itu yang buka 24 jam. Gue kepengen burger soalnya." Terang Juli sambil memencet tombol lift.

Mereka masuk berbarengan, agak ngeri juga jalan di rumah sakit pas tengah malam gini. Mana udah sepi.

"Gimana kalo burger temen gue aja." Tawar Sean membuat Juli meliriknya dari ujung mata.

"Ini tengah malem. Masih buka jam segini?" Mendengar hal itu Sean pun menepuk dadanya.

"Tenang, ada Mas Sean. Apa sih yang ga bisa." Juli terkekeh sambil meninju kecil lengan Sean.

"Oke." Juli menyetujui dan mereka berjalan keluar dari lift.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang