69. yang dicium

456 90 113
                                    

💙💚💛

Akhir pekan paling enak di habiskan di rumah. Bagi mereka yang kerja dari 9 ke 5, rumah merupakan tempat paling sempurna. Bagaimana tidak?

Dapat selonjoran, makan rengginang dari toples Kong Guan sambil nonton tinju seperti Candra.

Main game sambil nyemil putu bambu hangat dengan posisi tiduran seperti Sekar di kamar KAI.

Sedangkan yang punya kamar lagi ngetek biji karambol ngelawan Sean supaya masuk ke lubangnya.

Ataupun menghabiskan jatah kesabaran nonton drama layangan libung ala Juli di kamarnya.

Sempurna bukan?

Tapi tidak bagi satu orang. Yup siapa lagi kalo bukan Ibu hamil di rumah itu. Semenjak dia tidak kerja atas permintaan Candra kegiatannya hampir full dirumah.

Segala pekerjaan rumah sudah selesai, masakan untuk makan siang sedang di masak dan tinggal menunggu dentingan oven. Mau buka story orang pun semuanya sudah abu-abu.

Safa merasa bosan. Candra sedang tidak bisa di ajak berbicara karena pasti atensinya saat ini penuh pada TV layar datar itu.

Safa pun berdiri dan berjalan ke arah kulkas, dirinya mencari sesuatu di sana tapi tak ada yang menarik.

Kakinya melangkah ke kamar KAI. Sekar masih aktif memegang konsol game ditangannya. Bahkan kehadiran Safa saja tidak membuatnya beralih dari Mario yang berlari di benteng itu.

Safa melihat wajah KAI yang udah saingan sama Sean karena putih, bedanya Sean karena Gen sedangkan KAI karena bedak bayi. Mau ikut bergabung juga dia malas kotor-kotoran karena sudah mandi.

Kembali kakinya melangkah, belum sampai ke kamar Juli, suara makian gadis itu terdengar hingga keluar.

"Kurang ajar! Laki ngga tau di untung. Ih gemes gue!!!" Mendengar itu Safa kembali mundur. Sepertinya Juli lagi serius dan ikut bergabung bukanlah pilihan yang benar saat ini.

Kembali Ibu hamil itu duduk di samping suaminya dan mengambil lengan kiri Candra untuk merangkul bahunya kemudian tiduran di dada pria tinggi itu.

Tangan dan jemari Safa udah masuk untuk bersatu dengan tangan yang lebih tinggi. Alih-alih risih, Candra yang emang seneng diginiin dan langsung mengelus perut sang istri yang membuncit.

Pertandingan tinju itu pun terhenti sementara untuk ronde selanjutnya dan iklan.

"Mas!"

"Iya sayang?"

"Pengen dicium." Mendengar hal itu Candra langsung liat kanan kiri. Melihat situasi, apakah aman mewujudkan permintaan istrinya itu saat ini.

Setelah memastikan ruang tamu, dapur dan lorong aman Candra langsung mendekatkan wajahnya ke pipi sang istri.

Muah, kecup Candra pada pipi kanan Safa.

"Ihh!" Rengek istrinya dengan bibir yang sudah manyun.

Oh mungkin pengennya bukan di pipi tapi di tempat lain.

Candra langsung senyam-senyum, bahkan kedua lesung pipinya udah saingan dengan mba-mba Tektok. Dasar suami orang!

"Siapa bilang pengen dicium kamu?" Seketika mata Candra langsung membesar. Bahkan kini hampir keluar. Candra berkedip beberapa kali. Dia salah denger apa gimana?

"Aku mau dicium itu!" Tunjuk Safa pada iklan didepannya. Dimana ada seorang anak dicium makhluk laut yang kita kenal dengan lumba-lumba setelahnya ada semboyan khas layanan asuransi jiwa oleh binaragawan.

[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang