💛💚💙
Sean membawa mobil dengan kecepatan maksimal meninggalkan kompleks bersama dengan Doy yang sibuk menenangkan Sena dan Safa yang sibuk mencari sesuatu.
"Lu liat hape gue ga sih?" Tanya Safa sambil membongkar isi tasnya.
"Lah ga ada emang di tas lu?" Sean berkata sambil memutar steering di perempatan lampu merah.
Karena pertanyaan Safa dijawab Sean dengan pertanyaan juga Ibu hamil itu akhirnya menyudahi pencariannya dan mengingat sesuatu.
Hape nya ia tinggalkan di kresek belanjaan bahan makanan, sebelumnya ia hanya menggunakan dompet untuk pergi berbelanja. Karena riweuh Safa akhirnya meletakkan hape ke salah satu kresek dan dompet di kresek lainnya. Jadi kemungkinan besar hape Safa masih berada di kresek belanjaan.
Mobil Sean berhenti di UGD rumah sakit rujukan Doy. Dengan tangan yang sudah merah Doy membantu Sena keluar dari mobil. Hampir oleng saat di tuntun akhirnya Doy menggendong istrinya untuk diletakkan ke atas kasur UGD.
"Pak Edo?" Panggil perawat dan Doy pun meninggalkan Sena sementara waktu.
"Huwaaaa! Mas Sean! Sena takut!" Sean pun mencoba menenangkan sang adik yang kini menggenggam tangannya.
Mukanya kurang lebih Doy beberapa menit lalu. Karena Sena menggenggam tangan Sean cukup kuat hingga kulitnya kini mulai memerah.
"Iya Sena! Ga apa. Sena kuat kan? Tahan yah dek." Sean membuat perawat yang ingin mendorong ranjangnya agak kebingungan.
Sebelumnya suami dari Nyonya Sena sedang mengurus administrasi tapi kini ada pria lain yang juga memenangkan perempuan yang kini terus tersedu-sedu menahan sakit.
"Doy mana sih? DOOOOOY!!!" Teriak Sena di samping Mas-nya membuat telinganya sedikit sakit.
"Sabar yah! Istighfar. Doy masih urusin admin itu." Sean berbicara selembut mungkin dengan adiknya kini.
"Gak mau! Ini sakit. Sena ga mau sabar!"
"Astagfirullah!"
"Mas sini coba gantiin aku!" Tekan Sena karena memang dia di dalam kondisi tidak bisa sabar. Keringat sebiji jagung di wajahnya itu mewakili sedikit dari rasa sakit juga kenaikan suhu tubuh yang terjadi pada Sena.
Safa membantu Doy mengurus segala macamnya, mulai dari kamar hingga asuransi.
Sebenarnya mau meminta Sean melakukan itu, hanya saja pasti akan ribet untuk urusan tanda tangan dan lain-lain.
"Ini sudah pembukaan 6 pak bantu di elus saja supaya tenang." Perintah suster pada Sean.
"Hah di elus?"
"Iya bantu ibunya bernafas teratur juga." Tambah suster tersebut sambil memeriksa posisi bayi.
"Biar saya periksa lagi. Sebentar Bu. Oke. Kita udah bisa bawa ke Labor room." Suster itu bergerak cepat dari memeriksa perut adiknya, hingga memeriksa bagian bawah Sena kemudian menaikkan rem roda ranjang.
Perasaan baru saja adiknya di masukkan ke ruangan ini, kini mereka sudah berpindah lagi.
"Anak pertama yah pak?" Tanya perawat yang membantu mendorong ranjang rawat itu.
"Iya."
"Tenang, insyaallah Ibu dan bayi selamat."
"Bapak artist yah?" Sempat-sempatnya dia di tanyain hal-hal seperti itu.
"Bukan saya polisi!" Tekan Sean agak jengah juga keadaan urgent begini malah perawatnya tidak profesional.
"Doy!" Teriak Sena saat mereka bertemu di lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] KAWAN 2 ©2021| AU Rocket SKY
Humor№1 Okt 18th on #seulkai Des 7th on #kaiseul ---- Bagaimana kehidupan Candra dan Safa setelah 4 kawannya mengetahui rahasia mereka? ---- Bagaimana kelanjutan kisah Sekar dan KAI yang saling menahan perasaan satu sama lain? ---- Bagaimana cara Sean...