PROLOG

50.1K 2.2K 143
                                    

Detik-detik beda tanggal! Aku udah janji tanggal satu akan up ini, butttt there the problem!

So...

Welcome for #BebyniaLovers, thank you for staying to get to know the world of bebynia.

Cerita kali ini, bukan lagi tentang nama yang ada di judul. But, sesuatu yang spesial akan hadir, mendatangkan banyak kebahagiaan untuk kita.

So, terus lah buat semangat aku hanya dengan vote dan coment.

Terimakasih juga kepada teman-teman yang sudah membeli novel Bebynia, cerita ini hadir karena kalian.

•••HAPPY READING•••

"Saya bantu nyisir, non."

"Udah selesai," tolaknya lalu mengambil seragam sekolah yang sudah di siapkan oleh dirinya sendiri.

"Saya bantu non."

"Gak usah, nanti ambil tas Syasha aja ya, ke bawah," balasnya dengan menoleh ke arah nany itu sekilas sebelum melenggang cepat keluar.

"NON KANCING BAJUNYA!"

"SYASHA BISA KOK!"

Sambil mengancing seragam, akhirnya lift terbuka. Dia kembali berjalan cepat menuju semua keluarganya berkumpul.

"MOMMYYYYYYY! DADDYYYYY!" Akhirnya kekesalan yang sejak tadi di tahan bisa keluar dengan memanggil orang tuanya seperti itu.

Ia menarik bibir ke bawah, tangannya langsung bersidekap kesal setelah sampai di ruang makan.

Ada Mommy, daddy, dan satu laki-laki yang masih sibuk dengan sarapan dan gadget di tangannya, bahkan suara besar dia tadi, tidak membuat laki-laki itu tersentak kaget seperti kedua orang tuanya. Ck!

"Jangan teriak, Sya."

Syakila Ratu Anderson, gadis yang terlalu indah untuk menjadi manusia. Gadis itu baru menginjak usia 15 tahun, namun pipi chubby, kulit putih dan tubuh mungilnya, bisa membuat orang, ngiranya Syasha bocah SD.

"Abang tinggalin Syasha, Mom ... Syasha jadi telat bangun, padahal ini hari pertama Syasha masuk SMA."

Beby menarik nafas panjang. Kata abang Al, kalo ingin melihat sifat dia yang dulu, maka lihat saja putrinya, Syasha.

"Nanti Mommy jewer," janjinya.

"Sekarang."

"Nan-"

"Syasha gak mau makan," potong Syasha membuat Beby segera berdiri dan menghampiri Lionel Raja Anderson.

Putra pertama Beby dan Raka, si laki-laki datar, yang katanya memiliki wajah dan sifat yang sama persis seperti Raka.

"Udah," ucap Beby seraya melepaskan jeweran pada kuping putranya.

Kepala Syasha menggeleng. "Abang belum minta maaf sama Syasha!" Ruangan hening, semua memandang El yang masih fokus dengan makanan nya.

Sampai beberapa detik, cowok itu masih tidak ada niatan untuk meminta maaf.

"Daddyyyy!" rengek Syasha semakin besar dan semakin marah, Raka yang melihat itu memutuskan untuk mengambil putrinya, menarik dan membawa Syasha ke bangkunya.

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang