Byurrr...
Syasha tertawa, wajahnya kena cipratan Revan yang kembali melakukan loncatan ke air.
"Ketawa mulu!"
"Biarin!" ledek Syasha. Dirinya tengah bahagia saat ini. Lihatlah. Setelah dua Minggu bagai burung dalam sangkar, kini akhirnya diperbolehkan berenang walaupun ia tak benar-benar berenang. Alasannya tentu karena tak bisa berenang.
"Sini masuk!!" Revan kembali berseru, membuat gerakan renang sehebat mungkin agar adiknya ingin ikut bermain.
Namun, Syahsa kembali menggeleng dengan kaki terus bergoyang-goyang di bawah air, pakaian yang dikenakannya memang sudah basah walau dia cuman duduk di tangga kolam.
"Penakut dasar!" Lagi. Syahsa hanya mengabaikan ledekan itu walau sebenarnya kesal juga dengan perkataan abangnya.
"Mau sama Abang gak?" Samuel mendekat. Lebih ramah daripada Revan yang terus memaksa.
Syasha berucap kecil 'takut' di bibirnya. Namun setelah itu senyumnya kembali tersungging manis membuat siapapun yang melihatnya jadi ikut menarik bibirnya. Seperti Samuel yang kini tersenyum gemas. Meraih tangan adiknya lalu mengecupnya sekilas.
"Cantik banget adiknya siapa si?"
Syasha kembali tertawa ceria. Siapa yang tak suka dipuji? Sedikit lama mereka bercanda gurau tak disangka-sangka Syasha mengalungkan tangannya di leher Samuel dan perlahan mulai berani turun membiarkan abangnya membawa tubuhnya. Revan yang melihat itu segera mendekat.
"Giliran Samuel aja, mau," gerutu Revan.
Syasha menjulurkan lidahnya sekilas memberikan ledekan pada Revan. "Abang gak bisa dipercaya."
"Dih." Revan kesal.
Kini Syasha berada di tengah kolam. Dari wajahnya sudah terlihat bahwa ia sangat senang, tawanya terus terdengar membuat Samuel ikut terkekeh melihatnya.
"Lepasin aja si." Sepertinya Revan memang niat membuat Syasha kesal, sejak tadi Revan memang mengikuti kemanapun Syasha pergi.
Dengan mata mendelik tajam. Syasha mendorong tubuh Revan untuk menjauh. "Sono ihh!"
"Dih sombong, padahal Abang yang ngajak."
Syasha memeluk lagi abangnya. "Bang Sam pergiii..." Samuel segera meleset pergi menjauhi Revan yang kini mendengus kesal.
"Mau belajar renang gak?"
"Nggak," jawab Syasha sekenanya.
"Katanya mau pergi ke Boston, disitu kan ada renangnya juga."
"Emang iya?" Syasha mengernyitkan dahi. Menatap abangnya.
"Iya," jawab Samuel. Setahunya El telah membeli villa di daerah puncak kota Boston. Ditempat itu tentu lebih banyak sungai yang biasa dipakai untuk berenang.
"Mau gak?" tawarnya lagi.
"Takut," cicit Syasha, tubuhnya sudah kembali duduk di atas. Kini Samuel berada di bawah menatap adiknya dengan mendongak.
"Belum dicoba kan."
"Udah pernah sama bang El. Cuma Syahsa gak bisa-bisa," curhat Syasha.
Samuel terkekeh. "Namanya juga belajar, kan butuh waktu."
Syasha diam tak menjawab.
"Jadi mau gak? Kalo nggak Abang mau renang dulu," Samuel tak ingin memaksa adiknya yang benar-benar takut.
Syasha sedikit berfikir sejenak, lalu saat itu suara Revan kembali terdengar. "Penakutt huuu!" Seperti setan memang.
Syasha menatap kesal Revan yang berada di jarak beberapa meter darinya. Tangannya mengepal, pipinya mengembung saat kesabarannya kian menipis. "Syasha bilangin Abang El!" teriak Syasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syasha (Sudah Terbit)
Non-Fiction(Follow because private) Saran, mumpung masih lengkap, mending baca. Sebelum di hapus untuk terbit. *** Syakila Ratu Anderson, seorang gadis yang terlalu indah untuk menjadi manusia. Dia mempunyai 1 abang kandung dan 4 abang sepupu laki-laki yang b...