34. Briefing

8.5K 974 123
                                    

Lo jadi kesekolah kan? Gua sama temennya Dewa ngumpul di basecamp ya.

El melirik sekilas pesan itu, siang ini dia berjanji akan mengambil soal ulangan disekolah, yang ia tahu, Dafa dan Dafi sedang ada jadwal nge-basket dengan teman-temannya Dewa. Dan yang dia tangkap dari pesan yang baru dikirim, mereka tengah menunggunya.

Padahal niat El hanya sekedar keruangan guru, lalu pulang.

Namun sepertinya El harus mengambil setengah jam lagi untuk berkumpul sama mereka. Dan mungkin, ia harus mengabari King untuk menjaga adiknya di mansion. Karena hanya dialah yang bisa cepat sampai ke mansionnya.

El akhirnya sampai disekolah, memarkirkan mobilnya dengan rapih lalu keluar dan segera melangkahkan kakinya menuju ruang guru.

Ada beberapa orang yang masih datang ke sekolah, padahal mereka baru saja melaksanakan ujian dan sepantasnya menikmati liburan di akhir tahun ini.

Dua pekan lagi memang akan berganti tahun, lalu sekolah pun kembali masuk dan melakukan pelajaran semester akhir. Dan El lulus.

"Eh!"

El terkesiap saat seorang perempuan muncul dibelokkan yang akan ia lewati. Orang itu pun terkejut, mereka saling tatap sesaat sebelum akhirnya senyuman bahagia, bahkan sangat-sangat terlihat bahagia muncul di bibir merah muda itu.

"Kamu disini?!" ujar Dinda semangat.

El diam menatap Dinda dengan datar, dia sudah me-manage waktu dengan sebaik mungkin disini. Dan Dinda tidak seharusnya mengambil beberapa waktunya karena gadis ini sangatlah tidak penting.

El akhirnya melangkah pergi, namun dia tahu gadis itu tak mudah untuk hanya sekedar diberi perintah pergi. Jadi, saat perempuan itu mengekornya sampai di ruang guru, El diam saja.

"El, aku tunggu di sini!"

Dia tidak peduli, El masuk keruangan guru dan langsung di sapa oleh guru-guru yang mengenalnya. El langsung berjalan ke walas adiknya.

"Ngambil punya Syasha, ya?"

El mengangguk, lalu guru itu berkata 'tunggu' karena akan mengambilnya di map yang di simpan lemari penyimpanan.

"Ini El," ucap guru itu sambil memberinya satu map yang tertera nama adiknya. "Ngumpulinnya sebelum tanggal 25 ya, semua guru akan ngerekap nilai untuk rapot."

El mengangguk. "Terimakasih," ujar El sebelum pergi melangkah mengambil ulangan miliknya di atas meja walasnya.

Sebelum El datang, dia mengabari gurunya untuk mengambil ulangan miliknya dan dua saudaranya. Tapi, karena guru itu sudah pulang, jadi El hanya disuruh mengambilnya di atas mejanya saja.

Lalu keluar dari ruangan tersebut.

"El, kamu ngambil ulangan Syasha ya?" Dinda berusaha menyamakan langkahnya yang lebar sambil mengajak El mengobrol. "Tapi kok banyak sih, El?" lanjut Dinda sambil menoleh, menatap El yang masih diam tak menggubris ucapannya.

"Btw, adik kamu udah sembuh?"

"Dia sakit apa, El?"

Dinda menghela nafas lelah, dia akhirnya diam saat benar-benar El tak ingin berinteraksi padanya. Namun hal itu tidak masalah bagi Dinda, ia sudah sangat bahagia bisa berjalan bersisian bahkan bisa menatap wajah tampan El dari dekat.

Beberapa menit berjalan, Dinda akhirnya bingung karena jalan yang di ambil El ke arah taman. Seakan tahu apa yang akan dilakukan El, Dinda tentu kembali tersenyum lebar.

"Kamu mau ajak aku ngobrol di taman?" Senyuman Dinda merekah sambil menatap El lagi dari samping.

"Kamu udah mau buka hati juga, ya?" Dinda masih terlampau antusias. Bahkan saat benar-benar sampai di taman, dia segera berlari kecil menuju bangku dan duduk disana menunggu El. "Aku dengerin kok, kamu buka hati kamu, aku bakal terima dengan senang hati, El!"

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang