03. Syasha?

24.3K 1.5K 56
                                    

Syasha dan Daddy nya masih di perjalanan menuju kantor. Butuh satu setengah jam untuk sampai di kantor Anderson, namun berbeda jika Raka dan keluarga nya masih tinggal di Penthouse pertama kali Raka dan Beby pindah ke kota San Francisco, dia hanya butuh 20 menit untuk sampai ke kantor.

Hanya saja Raka langsung pindah sejak Beby hamil Syasha saat itu, kandungan Beby memang selalu lemah, retan sakit, bahkan Syasha hampir Prematur jika saja Tuhan berkehendak lain untuk mentakdirkan istri dan putri nya kembali sehat.

Alhasil Raka memilih perumahan di pertengahan kota San Francisco, perumahan yang masih di atas nama perusahaan nya. Dia juga membatasi orang yang menempati mansion-mansion di sini. Memberi penjagaan sangat ketat saat datang orang yang ingin menepati Mansion di perumahan milik nya, bukan tanpa alasan, Raka hanya ingin
berjaga-jaga untuk istri dan anak-anaknya.

Terutama prioritas yang kini semakin di utamakan. Yaitu putri nya, Syasha.

"Masih ngambek?" Raka menoleh sekilas menatap putrinya yang masih mengerucut kan bibir sambil bersidekap.

Masalah El yang memberi sedikit candaan pada Syasha saat di meja makan tadi, sungguh membuat dia kesal setengah mati. Syasha memang sangat suka mengerjai orang, tapi Syasha tidak suka jika orang mengerjainya.

Apalagi berurusan dengan sayur. Ewhh..

"Mau pulang, sayang?"

"Dadddd..." rengek gadis itu tak terima.

Raka mencium kening putri nya, sekilas. "So, what do you want princess?" Padat. Tegas. Dan jelas. Raka selalu terlihat santai, bahkan setiap Syasha tengah ngambek pada orang, Daddy nya akan memilih bertanya, mau apa? Yang ujung-ujung nya Syasha akan senang hati mengutarakan apa yang ia mau.

"Syasha gak mau ketemu abang!"

Raka hanya mengangguk. Jaket berwarna cream yang selalu wajib di pakai nya saat akan pergi jauh, disleting dengan sempurna hingga tubuh dia benar-benar tertutup rapat. Setelah itu mereka segera keluar, tangan satu nya di taruh di atas kepala Syasha untuk menghalagi bagian atas mobil, setelah itu Raka keluar dan berjalan memasuki kantor dengan raut wajah berubah dingin.

"Dad," panggil Syasha yang tengah manaruh dagu nya di bahu Raka. Kebiasaan sejak kecil saat tengah di gendong seperti ini.

"Hm?"

"Dad," panggil Syasha lagi.

"Apa?"

"Daddy,"

Ting!

"Iya sayang? Kenapa hm?" tanya Raka lembut setelah mereka masuk dalam lift.

"Syasha mau minum." Syasha memandang Daddy nya cemberut. "Tapi Syasha mau nya jus greentea yang di kantin,... Kalo bukan greentea yang itu, Syasha gak mau minum!"

Tentu Raka tidak akan membiarkan itu terjadi. "Nanti Daddy pesen."

Syasha mulai menampilkan senyum nya. "Daddy tau ngga? greentea di kantin sekolah Syasha itu, enakkkk bangetttt, kayak rasanya itu pas gitu. Kalo aja perut Syasha gak ada kata kembung, pasti Syasha minum greentea mulu setiap detik."

Raka tersenyum kecil.

"Oh ya, Dad! Syasha juga udah punya temen, tapi Syasha gak bisa kabar-kabaran kalo Syasha bolos." Syasha meminta untuk di turunkan saat lift berdenting dan terbuka.

Syasha menggandeng tangan Daddy nya dan mereka berjalan kembali.

"Syasha mau HP, Dad."

"Temen Syasha udah punya HP semua,"

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang