4 tahun kemudian...
Waktu yang begitu panjang.
Banyak yang berubah dari empat tahun yang sudah terlewati.
Ada yang dulu sekolah kini kuliah, ada yang dulu kuliah kini bekerja, dan ada yang dulunya bekerja kini sibuk mencari pasangan hidup.
Hidup terus berjalan sampai keadaan berubah. Namun tidak dengan seorang gadis pemalas yang sejak dulunya tertutupi dengan kata manja.
Kini gadis berusia dua puluh satu tahun lewat sepuluh hari itu, sudah menjadi mahasiswa disalah satu universitas ternama. Tubuhnya memang sudah berubah menjadi lebih dewasa dan menawan. Namun tidak ada yang berubah dengan sifat ceroboh, manja, malas, dan cerianya.
Seakan hanya waktu yang berjalan. Namun dia tetap berada ditempat yang sama. Tidak ada perubahan sifat karena dia justru masih dianggap manusia yang penuh kelabilan.
Seperti saat ini, saat dia harus mencari tempat magang karena keharusannya sebagai seorang mahasiswa semester lima. Padahal keluarganya sendiri pun banyak pekerjaan tanpa harus susah-susah mencari.
Gadis berpostur tinggi dengan wajah yang sangat cantik itu sudah beberapa kali diterima di perusahaan besar. Namun secepat itu juga dikeluarkan karena sifat malas dan cerobohnya.
Gadis yang mempunyai nama panjang Syakila Ratu Anderson yang kini masih berekspresi cemberut sebab hari pertamanya magang sudah diberi surat pemecatannya lebih awal alias kembali dikeluarkan.
Syasha mendengus dan membuang surat itu dengan asal.
Dan lagi-lagi suara tawa menggelegar terdengar dihadapan perempuan itu.
"Jen!" bentak Syasha bertambah kesal.
"Minta opah lo aja gue bilang geh!" ujar orang itu di sela tawa untuk mengejeknya.
Syasha mendelik. "Nanti gak boleh magang tau!"
Jena langsung menghentikan tawanya segera. "Coba dulu dong, babe."
Syasha diam karena malas menjawab. Hanya suara bising dari band disana yang mengisi keheningan mereka.
Mereka berada disebuah cafe yang ada didepan kampusnya. Setelah mengambil surat permohonan magang pada pihak kampus untuk Syasha, kini Jena mendapati temannya galau di cafe tempat magangnya.
"Emang Lo ngapain aja sampai di pecat lagi?" ejek Jena setelah menaruh gelasnya yang baru dia teguk hingga tandas.
Syasha diam sejenak. "Tadi jatuhin komputer," ujarnya pelan.
Jena melongo. "Pantess!"
"Lo tuh coba kalo jalan atau mau ngambil apa-apa itu liat pake mata!" kesal Jena karena greget dengan temannya yang ceroboh tingkat Dewi. "Kemarin gara-gara numpahin kopi di berkas bos, sekarang komputer perusahaan Lo rusakin."
"Untung lo sultan ya, Sya."
Syasha memutar matanya malas. "Uang aku abis."
"Lah terus?" Jena menyahut nyolot. "Gue magang ya. Jangan sampai lo mesen makan sebanyak ini, gue yang bayar. Yang ada rugi bandar!"
Syasha kembali mencabikkan bibirnya. "Pelit!"
Jena tak peduli. Sedangkan Syasha memutuskan untuk menelpon seseorang.
"Jemputtt!" teriak Syasha setelah teleponnya tersambung.
"..."
"Bodo amat! Pokoknya jemput di tempat magangnya Jena!"
"..."
Syasha mendengus. "Aku bilang opah."
"..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Syasha (Sudah Terbit)
Nonfiksi(Follow because private) Saran, mumpung masih lengkap, mending baca. Sebelum di hapus untuk terbit. *** Syakila Ratu Anderson, seorang gadis yang terlalu indah untuk menjadi manusia. Dia mempunyai 1 abang kandung dan 4 abang sepupu laki-laki yang b...