11. Amer

16.9K 1.2K 65
                                    

Dia tidak melihat orang yang telah berucap kata-kata itu. Mungkin nanti. Karena fikiran El tengah tertuju pada satu titik.

Ya, Syasha.

Mata tajamnya berubah dan kepalanya segera mendongak mencari ke setiap sudut orang yang duduk di tribun. Rata-rata perempuan, El menyipitkan matanya saat kesulitan mencari adiknya. Perempuan-perempuan itu sungguh tak bisa diam di tempat, berdiri dengan sempit-sempitan demi bisa melihatnya.

Tak lama, akhirnya mata El terkunci pada satu titik pada dua perempuan yang tengah di carinya sejak tadi. Namun El tak habis fikir dengan dua perempuan itu. Karena entah kenapa, mereka tengah jalan ke arah pintu dengan-merangkak.

***

"KIRI-KANAN, KIRI-KANAN, KIRI-KANAN, KIR-hmmp!"

"Berisik Syakila Ratuuu," cecar Manda yang sangat gemas dengan temannya.

Syasha segera melepaskan tangan Manda, lalu tercengir dua jari dengan gaya khasnya. "Syasha berhasil!"

"Ssstt!" Manda segera menengok kebelakang, tepat pada pintu utama lapangan yang masih dekat dengan mereka. "Dikit lagi, sana maju," titah Manda membuat Syasha menganggukkan kepala semangat.

Lalu dengan susah payah mereka kembali berjalan, kali ini dengan jongkok karena lutut mereka sudah tak tahan untuk menompang. Setelah sampai ke tempat persembunyian, tepatnya koridor sepi yang biasa di pakai orang untuk pergi ke taman belakang.

Syasha tersenyum lebar, lalu segera duduk di lantai seperti yang di lakukan Manda. Mereka berdua mengatur nafasnya yang memburu. Namun tak lama Syasha tertawa kecil membuat Manda menoleh dengan tampang heran.

"Kenapa lo?" tanya Manda.

Syasha menghentikan tawanya, lalu mulai membuka suara. "Ini namanya jalan jongkok ya?"

"Iya," jawab Manda lalu kembali menatap depan.

"Syasha suka jalan kayak gitu. Apalagi tadi, Syasha suka Manda bilang murahan."


Mata Manda melotot, lalu ia menengok ke sekeliling memastikan tidak ada oranglain. "Ssstt! Lo mau gue di gorok abang lo?"

"Nggak."

"Yaudah diem!" kesal Manda.

Syasha mengangguk ceria. "Emang kenapa sih Manda bilang itu? Terus kenapa Syasha disuruh kabur?"

Tangan Manda menggaruk kepalanya. "Ya gue kesel lah, masa abang lo bilang kita murahan."

"Murah itu hemat tau," balas Syasha.

Manda sontak berdecak, lalu menepuk bibir Syasha pelan. "Lo jangan bilang-bilang gue yang nyeletuk gitu, nanti abang lo bisa marah sama gue," peringat Manda, lalu menghela nafasnya lelah. Dia sangat tak sadar sudah berucap seperti itu tadi, sebenarnya hanya iseng, dia tidak bermaksud apa-apa saat El berucap murahan pada perempuan-perempuan tadi.

Manda kembali menatap Syasha. "Gue minta maaf."

"Orang Syasha suka murahan," balas Syasha ceria.

Syasha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang