Siang ini, Syasha tidak lagi menganggu abangnya yang mungkin sudah pulang dari sekolah.
Hairdryer di sebelahnya baru saja di ambil kembali oleh nany, ditaruhnya di tempat yang lebih tinggi saat tangannya tak bisa diam ingin menggunakan benda tersebut.
Syasha mendengus. Alih-alih mengomel, ia justru menatap sebal nany yang selalu membuatnya kesal setengah mati. Untung tua. Kalo muda kayak nanynya dulu, ia tidak segan-segan untuk mengomel.
Syasha akhirnya meninggalkan nanynya yang kini menyuruhnya untuk tetap di tempat. Pasalnya ia tidak lagi memakai sendalnya, Syasha berjalan menghampiri Daddy yang sejak tadi memandangnya dari kejauhan.
"Done!" Syasha kembali loncat ke tubuh kekar sang Daddy. Syasha langsung duduk di pahanya. Tersenyum lalu membiarkan daddynya membersihkan telapak kakinya yang padahal menurutnya tidak kotor sama sekali.
"Daddy udah makan?" tanya Syasha. Nadanya lucu.
Raka mengangguk pelan, mendongak menatap putrinya lembut. "Syasha?"
"Belum,"
Baru daddynya akan membuka mulut, Syasha kembali berucap.
"Belum tiga kali, maksudnya."
Raka terkekeh rendah, mengelus pipi putrinya yang sudah kembali berisi. "Mau makan lagi?"
"Nggak."
Raka mengangguk saja.
"Maksudnya kalo Daddy yang suapin, Syasha mau." Lagi-lagi ucapan itu membuat Raka tertawa pelan. Dia menggeleng heran.
"Daddy gak peka." Syasha cemberut.
"Beda sama bang El. Mata Syasha ngedip sekali aja tau kalo Syasha mau makan, masa Daddy gak tau sih?"
"Emang iya?" Kali ini Raka serius tak mengerti.
"Iya."
Raka mengangguk-angguk saja. "Ayo."
Syasha turun. Menarik tangan daddynya untuk di genggam sebelum akhirnya berjalan bersisian.
Saat melewati kamar abangnya, Syasha beneran yakin bahwa abangnya sudah pulang. Terdengar dari suara berisik bang Revan, El sama Samuel didalam. Namun Syasha tetap berjalan lurus, dia hanya ingin bersama daddynya saja.
Just Daddy.
"Gak mau digendong?"
"Nggak." Syasha menggeleng pelan.
"Tumben."
"Daddy pasti capek."
Raka yang tadinya iseng bertanya, kini terkesima mendengar jawaban sederhana dari bibir putrinya.
Senyum kecil terbit di wajah Raka. Tak lama, pria itu menghentikan langkahnya lalu mengangkat tubuh putrinya tiba-tiba.
"Daddy!"
Raka tertawa. Dia kembali berjalan walaupun tahu putrinya tak terima saat digendong lagi.
"Ish Daddy! Syasha lagi gak terima lowongan buat gendong Syashaaaa,"
"Daddy juga gak terima tolakan, sayang."
"Tapi Syasha gak mau di gendongggg," rengeknya. Syasha benar-benar hanya ingin menikmati waktu sama daddynya. Namun tidak ingin membuat daddynya lelah. Karena tahu Daddy pasti cape setelah mengurusi kantor.
Setelah ucapannya tidak didengarkan. Tak sadar dirinya sudah sampai di dapur, Syasha mulai duduk di kursi dengan wajah masam.
Cup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syasha (Sudah Terbit)
Non-Fiction(Follow because private) Saran, mumpung masih lengkap, mending baca. Sebelum di hapus untuk terbit. *** Syakila Ratu Anderson, seorang gadis yang terlalu indah untuk menjadi manusia. Dia mempunyai 1 abang kandung dan 4 abang sepupu laki-laki yang b...